Pertanyaan spesifik tentang isi tas itu membuat Karyo sedikit gugup. "Oleh-oleh nggo kowe, adhi-adhimu, nggo Ratih karo Dani barang, (Oleh-oleh buat kamu, adik-adikmu, buat Ratih sama Dani juga,) jawab Pak Karyo, menghindari tatapan penasaran anaknya. Joko iki mesti ngrasakke. (Joko ini pasti merasakan.) Di Jakarta, jam kantor hampir berakhir. Irwan membereskan mejanya, memutuskan pulang. Dia merasa lelah, bukan hanya karena pekerjaan, tapi beban pikiran. Dia ingin segera pulang, tapi entah apa yang menunggunya di rumah. Keheningan canggung? Atau percakapan yang sulit? Mereka menaiki sepeda motor tua milik Joko, Pak Karyo di belakang memegang ranselnya erat-erat. Motor melaju meninggalkan kota Yogyakarta menuju pinggiran di mana Joko tinggal bersama istri dan dua anaknya. "Pak," Joko berteriak melawan angin, "awaké déwé nang omahku disik yo. Sésuk lagi nang omahé Bapak neng ndeso. Wis sorė iki, arep peteng, bahaya dalan nang ndeso, akèh jeglongan." (Pak, kita ke rumahku dulu ya. Be
Last Updated : 2025-09-26 Read more