Jari-jari kasar Pak Karyo bergerak perlahan di punggung Maya. Ruang keluarga sudah sepi, tidak ada lagi keramaian pesta keluarga yang baru saja usai. Maya berbaring tengkurap di sofa, mendesah lega saat tekanan di otot-otot tegangnya mulai terlepas."Mmm... enak, Pak," gumam Maya, matanya terpejam. "Punggung rasanya pegel banget habis berdiri seharian."Pak Karyo mengangguk, tangannya bergerak metodis menekan titik-titik tegang. Kulite Bu Maya alus tenan. Saiki iki wetenge wis ono bayine, bayiku. (Kulitnya Bu Maya halus sekali. Sekarang perutnya sudah ada bayinya, bayiku.)Pak Karyo sedikit menunduk, menghirup aroma shampo Maya. Rambute wangi koyok biasane. Aku kangen nyiumine rambut kuwi. (Rambutnya wangi seperti biasanya. Aku kangen mencium rambut itu.)"Turun sedikit, Pak," Maya bergumam. "Pinggang bawah paling pegel.""Baik, Bu," Pak Karyo menurunkan tangannya, memijat area pinggan
Última atualização : 2025-10-15 Ler mais