“Ini minumlah!” Lintang menyerahkan satu buah kelapa yang sudah dikupas.“Hufh! Menyebalkan,” umpat Cantika Ayu.“Eh, aden ternyata memiliki teman,” pria tua kembali datang sembari membawa banyak sayuran.“Hihihihihi, benar paman. Dia gadis galak, jadi jangan hiraukan,” Lintang terkekeh, sementara si Mbo warung tersenyum lebar di dalam.Tidak lama makanan pun siap, pria tua dan istrinya segera membawa makanan tersebut ke tempat Lintang untuk dihidangkan.“Apa aden tetap ingin di sini atau mau masuk ke dalam?” tanya paman warung.“Di sini saja paman, aku senang dengan pemandangannya,” jawab Lintang.“Baiklah! Silahkan nikmati den,” angguk paman warung.“Hihihi, tentu. Terimakasih paman,” Lintang terkekeh.“Eh tunggu dulu paman! Kalau boleh aku ingin bertanya paman,” Lintang kembali memanggil sang pemilik warung.“Tentu den, aden mau menanyakan apa?” sang pemilik warung kembali berbalik.“Anu paman, apa sebulan yang lalu paman pernah melihat sekelompok pendekar berpakaian merah?” tanya
Terakhir Diperbarui : 2025-08-20 Baca selengkapnya