Bab 392 Jejak Kerinduan“Haaah! Ternyata kata-kata bijakku memang tidak berguna pada mahluk gila seperti dirimu. Sia-sia saja aku merangkainya,” umpat Kalayuda.“Hahaha, tidak sia-sia Yuda. Masih ada Si Hawuk dan Si Bodas yang mendengarkanmu,” Galuh tertawa.“Pii, Pii, pii,” teriak Si Hawuk dari dalam cincin pusaka membenarkan.“Pii,” Si Bodas juga demikian.“Kalian bertiga sama saja, dasar para maniak gila. Hanya Lintang yang mampu mendengarkanku, namun sayang, usianya tidak sepanjang kalian,” tutur Kalayuda mulai kembali sedih.“Aku tahu, aku mengerti perasaanmu,” angguk Galuh lemas.“Piii,” Si Bodas dan Si Hawuk ikut menundukan wajah kembali teringat sosok Lintang.Tawa riang yang tidak pernah lelah menebarkan kebaikan kepada siapa pun selalu tergambar di mata mereka.Senyuman yang kadang datang di sudut bibirnya seperti oasis di tengah padang gersang.Tangis, nakal, manja, celoteh, serta kebijaksanaan Lintang sulit terlupakan. Terlebih wajah polos saat Lintang masih banyi di atas
Last Updated : 2025-10-06 Read more