All Chapters of Legenda Pendekar Biru: Chapter 441 - Chapter 450

“Tentu saja! Cih! Seujung kuku pun aku tidak akan melupakan mereka, terlebih kepada perempuan sundal bernama Sundari itu,” Sunguk mengepalkan tangan menahan amarah.Dia memiliki dendam tersendiri terhadap kerajaan Pulau Langit di mana jutaan tahun lalu, kakek kedua gadis itulah yang telah menyegelnya di bawah tanah.“Canghuak, Uraya, Sumali, tunjukan bagaimana murka kekuatan kita!” perintah Sunguk kepada ketiga panglimanya.“Hahaha, baik pemimpin,” angguk ketiganya sembari diiringi tawa.Setelah itu, dengan satu seruan saja, 5 juta pasukan suku terkutuk langsung berlesatan menyerbu pasukan Dewi Naparati dari semua sisi.Waktu itu sang dewi sedang membantai ratusan monster ular menggunakan pedangnya.Namun aura energi mengerikan dari pasukan mahluk terkutuk menarik perhatiannya.“A-apa? Ti-tidak mungkin! Dewa terkutuk Sunguk, celaka,” gumam Dewi Naparati terkejut.Begitu juga dengan palingma Shoka, Agarajati, Bariang, dan Kandara, membuat mereka segera mengalihkan perhatian pada musuh

“Siapa aku? Anda terlalu memandang tinggi diriku Raden. Tentu saja aku Saka, pelayan sesepuh Bariga,” Galuh menyeringai lebar, membuat semua mata terpesona dengan senyumannya.Bahkan tubuh para pendekar wanita dan gadis muda menggigil karenanya, sampai-sampai wajah mereka merona tidak bisa melepaskan pandangan.Tidak hanya manusia, tetapi Dewi Naparati sekali pun tidak mampu menolak pesona Galuh. Jantungnya berdebar kencang mengalami fenomena yang belum pernah dirinya rasakan.Panglima Shoka, panglima Agarajati, Panglima Bariang, dan Panglima Kandara lekas membungkuk memberi penghormatan.“Sa-salam wahai kesatria, perkenalkan, kami adalah pasukan dewa dari kerajaan pulau langit,” ungkap Panglima Shoka sopan.Tubuh para panglima itu sedikit bergetar merasa ngeri dengan energi yang Galuh tunjukan.“Pulau langit ya. Sayang aku tidak pernah mendengarnya, tapi terimakasih kalian telah membantu pasukan mereka,” Galuh mengelus dagunya bingung sebelum kemudian mengangguk menerima perkenalan m

Selanjutnya Galuh menjelaskan siasat seperti apa yang akan digunakan, membuat semua orang termasuk panglima Shoka dibuat terpana dengan kecerdasannya.“Aku tahu, meski mereka memiliki tubuh kecil. Tetapi kekuatannya setara bahkan jauh lebih besar dari para prajurit dewa. Namun sebagai seorang pendekar, kalian harus ingat satu hal, terkadang kekuatan tidak berbanding lurus dengan kecepatan,” ungkap Galuh.“Ukuran besar biasanya memiliki kekuatan, sedangkan ukuran kecil memiliki kecepatan dan kelincahan. Tidak ada kekuatan yang tidak memiliki kelemahan, begitu juga dengan kecepatan,” jelas Galuh.“Jika kelemahan kekuatan adalah kecepatan, maka kelemahan kecepatan adalah hambatan. Oleh kerena itu ciptakanlah hambatan bagi gerakan mereka agar kalian bisa memprediksi ke mana arah serangannya, setelah itu baru patahkan dan kalahkan,” sambung Galuh.“A-anda sungguh luar biasa kesatria Agung,” panglima Shoka terbata.“Baiklah, kuserahkan sisanya kepada kalian. Bersiaplah!” seru Galuh, setelah

Jleg!Galuh dan Kalayuda tiba-tiba muncul di depan 5 juta pasukan monster ular, membuat para mahluk itu langsung melayangkan serangan, mengepung dirinya berusaha menjadikan Galuh sebagai santapan.“Hahaha, bodoh! Sesakti apa pun, jika dikepung oleh jutaan monster beracun milikku kau tetap akan binasa sialan!” Zaladama tertawa senang.Ternyata sedari awal, dewa jahat tersebut tidak bertarung serius melawan Si Bodas sehingga dirinya masih bisa memalingkan pandangan memperhatikan Galuh.Mendapati Galuh berniat menghadapi para pasukannya seorang diri, Zaladama segera membentuk segel tangan, membaca mantera penciptaan, membuat tubuh semua monster yang mengepung Galuh seketika berubah membesar mengalami mutasi tingkat tertinggi.“Apa? Sial!” Galuh segera menghindar melesat terbang ke atas udara.Dia terkejut karena menemukan kekuatan monster ular tiba-tiba meningkat secara singnifikan bahkan energi mereka sekarang hampir mencapai kesaktian alam dewa.“Hahaha, bertingkah jumawa di hadapanku

Panglima Shoka bertarung serius melawan Canghuak bersama Weda Warta dan Ki Samudra.Ketiganya telah mengerahkan semua kemampuan yang mereka miliki untuk mengalahkan lawan.Tetapi sayang, kesaktian Canghuak masih jauh berada di atasnya.“Gelombang 7 lautan, pedang ombak pelebur karang!” Ki Samudra melepaskan serangan energi bercahaya kebiruan.“Westu Wirangrang! Jurus pedang barat!” teriak Saudagar Weda.Pedang bercahaya kuning ditangannya tiba-tiba menghilang sebelum kemudian muncul kembali tepat di belakang Canghuak berniat menusuk punggungnya.Kini terdapat dua serangan kuat yang datang mengancam nyawa panglima mahluk terkutuk tersebut.Namun wajah Canghuak masih terlihat tenang seakan serangan milik Saudagar Weda dan Ki Samudra bukan apa-apa baginya.“Cih! Serangan lemah seperti itu ingin membunuhku? Jangan bercanda,” Canghuak kemudian membentuk segel tangan melapisi tubuhnya menggunakan energi pertahanan.Trang! BUMMMM!Dua serangan tingkat tinggi terpental tidak mampu menembus ju