Semua Bab Legenda Pendekar Biru: Bab 821 - Bab 830

Nawadurja bukanlah nama, melainkan sebuah gelar bagi mahluk tergelap yang pernah ada di alam semesta.Nawa memiliki arti sembilan, sedangkan Durja bermakna jahat. Dengan kata lain, Nawadurja adalah mahluk pemilik 9 pintu kejahatan yang memang ditakdirkan sebagai dewa penghancur kehidupan.Tidak ada yang tahu entah siapa dan bagaimana kisah hidupnya, yang jelas Nawadurja lahir dijaman yang sama dengan Maha Batara Sang Hyang Nurassa.Seperti namanya, dia memiliki 9 wujud yang di setiap wujudnya tersimpan segala sumber sifat keangkaramurkaan seluruh mahluk.Wujud pertama adalah anak kecil sebagai fase kehidupan terendah yang melambangkan rasa penasaran mahluk terhadap sesuatu yang baru.Dalam wujud anak kecil, kesaktian Nawadurja akan melemah. Namun bersamaan dengan itu juga dia akan mampu menyerap berbagai kekuatan orang lain dengan sangat mudah.Wujud kedua adalah wujud Awatara, dia mampu menyerupai wujud orang lain yang telah tiada berikut dengan kesaktian yang pernah orang itu miliki

BUMMMMMM!Cahaya ledakan menyeruak kesegala arah menyilaukan pandangan semua orang. Membuat pertempuran para panglima terhenti sesaat akibat terkena dampaknya.Namun tidak bagi Arga, menyaksikan dampak pertempuran Raja Mulu yang amat sangat dahsyat, dia malah mendapatkan pencerahan, di mana cahaya dari ledakan yang dihasilkan dari pertemuan senjata mereka ternyata mampu melemahkan kekuatan para panglima musuh.Arga tidak tahu entah mengapa, yang jelas ini menjadi keberuntungan besar bagi pihaknya untuk bisa melenyapkan pasukan lawan.Sehingga ketika Raja Mulu kembali bertarung, Arga segera memberi perintah menyerang.Sebetulnya Arga sedari tadi sudah berhasil menemukan formasi yang tepat untuk pasukannya.Namun yang tidak Arga miliki saat itu adalah kesempatan di mana kekuatan musuh masih jauh lebih besar.Sehingga andai pun terdapat celah, dia tetap tidak akan bisa mengalahkan lawan. Bahkan malah pasukannya akan menjadi korban.Tetapi sekarang, tanpa terduga kesempatan itu datang dan

Siuuuuuurrr!Pusaran badai hitam raksasa menderu menuju Nawadurja.Raja Mulu sempat melebarkan mata melihat serangan Arga di mana jurus tersebut jauh melebihi kanuragan pemiliknya.“Pemuda itu, dia ...,” Raja Mulu terkejut.Sedangkan Nawadurja menyipitkan mata menatap Arga seakan sedang menyembunyikan keterkejutannya.Badai Rasatala tingkat Nirwana bukanlah jurus sembarangan, siapa pun yang tersapu badai tersebut akan langsung melepuh sebelum lenyap ditelan kegelapan.Nawadurja menyadari hal itu sehingga dia segera membentuk segel tangan, menciptakan serangan tandingan.“Lidah iblis! Pedang Darah Pemusnah Dewa!” Nawadurja kemudian mengayunkan pedangnya, melontarkan cahaya merah raksasa berbentuk lidah yang meliuk-liuk memecah badai Rasatala.Wush! Sieng! Bruuuuus!Badai rasatala dan energi lidah merah bertemu, menyebabkan pergolakan energi yang mengerikan.Namun sungguh mencengangkan di mana badai Rasatala ternyata mampu dipecah oleh Nawadurja, membuat Arga mematung melebarkan mata.“

“Ce-celaka, kesaktian kita sepertinya sedang diserap oleh energi ini,” ujar Batara Guru panik.Sedangkan Anantari dan Shanti Kinasih masih terus berusaha melawan berharap dapat lepas dari energi hitam.Raja Mulu bersama Garu yang menyaksikan hal tersebut bergegas berlesatan membantu.Keduanya melepaskan berbagai serangan tingkat tinggi guna memotong energi hitam yang melilit mereka.Hanya saja percuma, energi yang melilit Galuh dan yang lain ternyata bukan energi biasa sehingga Raja Mulu dan Garu tidak berdaya.“A-apa anda tahu energi apa ini, Raja?” tanya Garu tergesa-gesa.“Entahlah, ini seperti jaring jiwa namun ribuan kali lebih kuat dari jaring jiwa biasa,” jawab Raja Mulu kebingungan.“Sial! Jika terus dibiarkan mereka bisa mati,” Garu mengumpat kesal. Sedangkan para panglima kegelapan yang masih hidup memanfaatkan situasi ini untuk membentuk serangan gabungan berniat melenyapkan seluruh pasukan Lintang.Semakin lama, Galuh, Anantari, Batara Guru dan Shanti Kinasih semakin mende

“Romo, kutitipkan semuanya kepadamu,” ucap Lintang kepada Weda Warta.“Paman Dhahha dan para bangsa Pohci, bantu perjuangan keluargaku di sini,” tutur Lintang kepada para raja bangsa pohaci.“Guru, terimakasih,” ungkap Lintang kepada Shanti Kinasih.“Kak Linguy, Yunla, Nindhi, dan kau Ayu, kita akan bertemu lagi. Selamat tinggal,” Lintang tersenyum ke arah mereka.Selanjutnya Lintang menatap nenek, kakek, dan orang tuanya di sana.Kemudian pandangan Lintang beralih ke arah Arga, Putri Arum, Balada, Putri Widuri, Putri Purbararang.Hingga tatapan terakhir Lintang tertuju kepada ke 3 istrinya yang kini tengah menangis tanpa kata.“Lanjutkan perjuanganku, bertahanlah! Setidaknya sampai aku kembali!” wujud Lintang dan Jinggo seketika lenyap.Namun Mayang, Raja Mulu, Raja Kancradaka, Garu, dan Anjeli masih dalam proses pemudaran.Hal itu karena mereka tidak bersentuhan langsung dengan tubuh Lintang sehingga dampak jurus terlarang berjalan lambat. Namun pada akhirnya, mereka semua tetap aka