Meisya jelas gengsi untuk minta maaf pada Livi, gadis yang dia anggap rendahan. Tidak punya kemampuan juga kampungan. Perempuan itu mendengus tidak suka. Namun di bawah pengawasan Kai, Meisya tidak bisa berbuat apa-apa, selain patuh."Saya minta maaf. Saya salah," kata Meisya sambil menundukkan wajah. Kentara sekali dia tidak tulus melakukannya. Kai hanya diam dengan Livi memandang tajam pada Meisya."Anda tidak tulus melakukannya, Bu." Justru Irfan yang buka suara.Meisya melotot tidak percaya. Irfan, pria itu berani padanya. Padahal dia hanya pegawai rendahan."Tidak apa-apa, Mas. Setelah ini dia dan pak Rian akan dipecat. Kita tidak perlu melihat wajahnya lagi.""Kamu tidak bisa melakukannya! Pak, saya hanya khilaf, saya tidak akan mengulanginya lagi. Lagi pula ini bukan ide saya. Tapi ide teman saya," Meisya kembali membela diri."Si pelakor itu. Wajar sih, sama-sama murahan. Makanya cocok," cibir Irfan yang lagi terlalu blak-blakan mengungkapkan fakta. "Kamu!" Meisya kehabisan
Terakhir Diperbarui : 2025-08-22 Baca selengkapnya