"Ya kamulah, siapa lagi. Yang aku nikahi kamu, yang terima maharnya kamu. Yang disebut sama papamu, namamu. Jadi istriku ya kamu," balas Arch masih meneruskan acara pijat memijatnya."Itu kalau kamu normal," Livi mulai ngajak debat."Aku normal, Vi. Berapa kali kubilang," bantah Arch tanpa ragu.Livi mengerutkan dahi, ini kesempatan untuk mengorek informasi."Pernah pacaran?""Nope!""Punya orang yang disuka?""Adalah.""Kalau ada kenapa nikah sama aku?" Livi bertanya sambil mendongak ke arah Arch."Karena aku mau," sahut Arch tanpa ragu.Livi berdecih sebal. "Jawaban model apa itu!" Protesnya tidak terima."Oke, next. Kalau orang yang kamu suka kembali apa yang akan kamu lakukan?""Apa yang kamu pikirkan?" Arch balik bertanya."Siapa tahu kamu bakal balikan ke dia. Aku siap mundur kalau begitu. Aduh sakitt!" Livi meringis ketika Arch menekan bahunya sangat kuat."Berapa kali kubilang. Tidak ada perceraian dalam pernikahan kita," desis Arch penuh peringatan."Kalau orang yang kamu cin
Last Updated : 2025-08-19 Read more