"Nah gitu dong, kan enak urusannya," kata adik Tina dari seberang sana.Tina menghela napas, urusan uang selesai. Meski dia harus menerima kalau harga dirinya akan makin buruk di depan Irfan. Tapi tidak masalah, sejak dulu citranya sudah jelek.Tidak perlu sok jaim, tidak ada gunanya. Ponsel di tangan Tina bergetar, dia buru-buru meraihnya. Satu pesan yang seketika meruntuhkan harapannya."Maaf sudah penuh." Hanya itu tapi hal tersebut mampu mematahkan semangat hidup Tina yang sudah ditambal sana sini. "Tuhan, aku harus nyari ke mana lagi."Di tengah kegusaran hatinya. Panggilan dari Livi memaksanya ke mode ceria. "Ya, ada apa?""Itu, untuk masalah customer B, dia minta colour ini, tapi pak Adnan bilang di jadwal warnanya yang ini. Yang benar yang mana?"Tina mengamati laporan di depannya. Lalu dia menghubungi bagian marketing, kroscek. Pesanan yang benar yang mana.Tak sampai sepuluh menit, masalah selesai. Livi pamit undur diri. Tina tersenyum melepas kepergian Livi. "Gadis yang ba
Last Updated : 2025-08-27 Read more