"Jahat!" Hanya satu kata itu yang bisa Anita ucapkan. Setelah Livi dengan suara lirih, nyaris berbisik menceritakan perbuatan Sandra dan Axel padanya."Dan kamu diam saja?" Anita menuntut jawaban."Nek, aku sudah terlalu sedih tiap kali ingat hal ini. Aku tidak tahu akan jadi apa masa depanku nanti."Pandangan Livi memburam waktu melihat ke arah Arch. Pria tampan yang look-nya kian sempurna dengan kaca mata baca di wajahnya.Livi berkaca-kaca. Ingin sekali menangis, dan terjadi. "Sudah, sudah. Kamu masih muda. Tubuhmu sehat, kamu gadis beruntung. Walau tidak mudah, nenek yakin kamu akan memilikinya nanti."Kalimat Anita terjeda ketika suara Arch masuk ke rungu Livi. "Dia kenapa, Nek?" Ekspresi panik terlihat nyata di wajah Arch.Anita diam, tidak tahu harus menjawab apa. Dia tahu Livi ingin menyimpan sendiri lukanya."Sakit," rintih Livi."Obatnya kan baru diminum. Tunggu sebentar, nanti akan bereaksi. Atau dikompres saja, bisa kan Nek?""Oh, bisa. Bisa. Nenek ambilkan." Anita berder
Last Updated : 2025-09-02 Read more