Tapi Kenzi hanya tersenyum kecil, lalu mengangkat tubuhnya dengan mudah, seolah Naila tak berbobot. Dalam sekejap ia sudah menggendong tubuh polos itu menuju kamar mandi.“Mari kita mandi bersama,” bisiknya di telinga Naila."A-aku bisa mandi sendiri."Air hangat mulai mengalir dari pancuran, memenuhi ruang kecil dengan kabut tipis. Kenzi menurunkan Naila perlahan, namun sebelum gadis itu bisa berdiri tegak, kedua lengannya sudah kembali terperangkap dalam pelukan yang tak memberi kesempatan untuk menjauh.Naila memekik kecil, tubuhnya gemetar, rasa takut bercampur dengan pasrah. Ia tahu, apa pun yang ia katakan tak akan mampu menghentikan pria ini. Kenzi terlalu kuat, terlalu dominatif, dan terlalu menginginkan dirinya.“Jangan melawan,” suara Kenzi rendah, hampir menyerupai desiran. “Semakin kau melawan, semakin aku ingin menaklukkanmu lagi.”Air mata menetes di pipi Naila, bercampur dengan air hangat yang jatuh dari pancuran. Ia tak berda
Last Updated : 2025-09-22 Read more