All Chapters of Kembar Lima: Om Presdir, Berhenti Mengejar Mommy!: Chapter 141 - Chapter 150

"Mommy ke mana saja? Kenapa tidak sampai dari tadi? Daddy membawa Mommy ke mana saja?!" Rentetan pertanyaan itu keluar dari bibir Diego yang kini menangis memeluknya bersama dua kembarannya. Chloe mengembuskan napasnya panjang dan memeluk mereka berdua. Ia mendekap anak-anak itu dengan hangat. "Sayang, Mommy tidak dari mana-mana. Perjalan dari rumah sakit ke sini 'kan jauh, Nak..." Chloe mengelus pucuk kepala anak-anaknya itu. Dylan dan Alvano segera mendekati Chloe dan bersama kembarannya, anak-anak itu menatap Caesar dengan tatapan kesal. Caesar berjalan beberapa langkah ke arah mereka. Ia mengulurkan tangannya mengusap pucuk kepala Diego yang menangis paling kencang di sana. "Sudah, jangan menangis. Mommy kalian sudah ada di sini," ujarnya dengan suara pelan, dan tidak seperti biasanya. Anak-anak itu terlihat jauh lebih tenang. Caesar menoleh pada tiga pengasuh si kembar yang masih berdiri di sana. "Ajak anak-anakku ke ruang bermain," perintahnya. "Baik, Tuan."

Teriakan maut milik Dylan berhasil membuat pintu itu terbuka. Di depannya kini berdiri Caesar, laki-laki itu menatap keempat miniatur kecilnya yang menatapnya dengan tatapan marah tidak terima. Alvino menatap Chloe yang berdiri di dalam sana dengan mata memerah. "Mommy..." Anak itu berlari menghampirinya. Dylan mengembuskan napasnya panjang sebelum anak itu bersedekap angkuh. "Beraninya hanya dengan Mommy-ku, ya?!" seru anak itu menatap Papanya remeh. "Daddy tidak berhak marah-marah dan membuat keputusan seenaknya dengan Mommy! Apalagi mengajaknya menikah secara tiba-tiba seperti ini!" sambung Alvano. "Benar-benar seperti lelucon yang tidak lucu sama sekali!" imbuh Dylan. "Cemen! Harusnya kalau suka itu berjuang, bukannya mengancam! Masa soal perasaan dan cinta pintaran aku! Sekelas buaya darat seperti Daddy tidak bisa memahami perasaan wanita! Itu memang sangat payah! Ayo, belajar dulu sama Diego!" seru Diego berkacak pinggang. Caesar maju dua langkah mendekati mereka.

"Tidak! Aku tidak mau bercerai! Caesar ... Aku mohon padamu!"Vidia menangis menggeru-geru di dalam ruangan keluarga itu. Sedangkan Caesar, laki-laki itu berlalu begitu saja tanpa menoleh apalagi memperhatikannya. Caesar melewatinya begitu saja. Vidia terduduk di lantai dan berteriak tidak terima. Ia menyadari posisinya saat ini benar-benar sudah mati kutu! "Caesar, kumohon padamu! Aku masih ingin menjadi istrimu, jangan ceraikan aku, Caesar!" teriak Vidia, ia berjalan terseok-seok menuju ruangan kerja Caesar dan menggebraki pintu kayu ruangan itu. "Maafkan aku, Caesar ... aku mohon padamu! Jangan menceraikan aku, aku janji dan bersumpah aku akan berubah! Caesar...!" Vidia masih terus menangis dan memohon-mohon di depan pintu ruangan kerja Caesar saat ini. Ia marah dan tidak terima, namun sadar kalau posisinya benar-benar tidak bisa melakukan perlawanan lagi, sekecil apapun. Hingga suara roda dari sebuah koper-koper besar dibawa oleh beberapa pelayan di rumah itu. Di sana, Nyonya

"Heumm ... Dylan ke mana? Tumben tidak ada di kamar?" Alvano yang baru saja bangun tidur, anak itu menoleh ke kanan dan ke kiri mencari kembarannya. Diego yang masih mengumpulkan kesadaran, sambil memeluk boneka di sampingnya, anak itu mengerjapkan kedua matanya dan mulai sadar kalau Dylan memang tidak ada di dalam kamar. "Emmm ... iya. Ke mana dia?" cicitnya. Diego pun segera bangun. Anak itu menoleh ke arah ambang pintu, di sana ada Adele bermain boneka sendirian, dan Alvino yang masih tidur. Segera Diego dan Alvano beranjak dari atas ranjang. Kedua anak itu berjalan keluar dan mencari Mommy mereka di lantai satu. "Mommy..." Diego memanggil Chloe sambil berjalan menuruni anak tangga. "Iya, Sayang. Mommy di bawah sini," jawab Chloe dari arah dapur. Alvano berlari lebih dulu. Anak itu mengintip dan Dylan tidak ada di sana. "Loh, Dylan ke mana, Mom?" tanya Alvano mencari-cari. Chloe tersenyum tipis. "Dylan masih tidur di kamar tamu, Sayang," jawabnya. "Hah?" Diego terkejut m

"Daddy sudah mengalah, Mom?! Dia sudah mengalah?!" Teriak Diego dari dalam kamar itu yang ia kunci dengan suaranya yang keras dan khas menggemaskan anak kecil. Chloe yang antusias, wanita cantik dengan balutan dress selutut berwarna peach itu berjinjit di depan pintu. "Sudah, Sayang! Daddy janji tidak akan mengganggu kita lagi! Mommy juga janji tidak akan ada yang namanya perdamaian lagi dengan Daddy kalian!" teriak Chloe, ia begitu tidak sabar anaknya keluar dari dalam sana. Sedangkan Caesar, laki-laki itu terlihat marah dan kesal bukan main. Bisa-bisanya Chloe berkata seperti itu. Chloe menoleh pada laki-laki itu dan ia melotot seolah memberikan kode pada Caesar. "Sekarang, ayo buka pintunya, Sayang ... kembar 'kan anak pintar! Ayolah, Nak. Sudah mau setelah dua belas, Sayang!" seru Chloe lagi dan lagi. Tak lama kemudian, pintu itu pun dibuka oleh si kembar. Anak-anak itu mengintipnya dan Chloe tersenyum pada mereka bertiga. "Daddy mana, Mom?" tanya Dylan.