Sebagai pimpinan utama sebuah perusahaan besar, pagi Hannan biasanya dimulai dengan layar-layar penuh grafik, bunyi notifikasi dari ponsel dan email, serta deretan rapat yang menunggu tanpa ampun.Namun, yang kali ini berbeda. Udara pagi masih segar ketika Hannan mendorong stroller kecil berisi Lingga menyusuri taman yang masih berada dalam kawasan rumah elitnya. Langkahnya pelan, tidak terburu-buru, seolah menikmati ritme baru yang belum lama ini dia kenal: menjadi seorang ayah.Sesekali ayah muda itu menunjuk hal-hal yang menarik perhatiannya—seekor burung, daun yang jatuh, atau pancuran air mancur kecil di tengah taman."Lihat, Nak. Burungnya hinggap di pagar," gumam Hannan sambil menunjuk seekor burung kecil yang melompat-lompat.Lingga tidak menjawab—tentu saja. Namun ekspresi wajahnya menunjukkan ketertarikan. Mulutnya terbuka sedikit, matanya berbinar. Hannan menunduk, menatap anaknya yang tertawa pelan sambil menggoyang-goyangkan kaki."Senang, ya? Jalan-jalan pagi sama ayah?"
Last Updated : 2025-08-03 Read more