Leonardo menggandeng tangan Isabella, membawanya memasuki sebuah ruangan pribadi yang ditata mirip galeri pribadi. Ruangan itu megah, pencahayaannya sempurna, menampilkan setiap karya seni dengan dramatis."Kau tahu, Belle," ucap Leonardo sambil memandangi lukisan-lukisan di dinding, "Aku pernah mengenyam pendidikan seni rupa, tapi tak selesai. Beralih ke bisnis, mengelola perusahaan cyber, dan akhirnya... demi kamu, kubangun kerajaan bisnis fashion, tanpa melupakan perusahaan warisan ayah yang dipegang Ibu Ivy."Isabella mengamati sekeliling. Dia teringat lukisan raksasa di kamar utama villa mereka dekat Danau Como. Kini dia paham, semua lukisan di sini—setiap sosok feminim yang tergambar—adalah wajahnya. Wajah Isabella, dalam berbagai ekspresi dan sudut, dari masa remaja hingga kini."Ini maksudnya apa?" gumam Isabella pelan, hatinya berdebar-debar.Leonardo mendekat, matanya yang hijau gelap menatapnya dalam-dalam. "Sudah tahu, aku terobsesi memilikimu dari dulu."Jawaban itu membu
Terakhir Diperbarui : 2025-11-06 Baca selengkapnya