Leonardo mengangkat alis, seolah tidak percaya dengan kata-kata Isabella. Tapi kemudian—Matanya yang hijau laut itu berubah.Bukan lagi hijau gelap penuh intensitas seperti biasa, tapi lebih terang, lebih dalam, seperti ombak yang tenang di pagi hari. Dia mengulurkan tangan, jari-jarinya yang hangat menyentuh lembut pipi Isabella, menyapu sisa air mata yang belum benar-benar kering dan mulai lengket dengan gerakan ibu jari yang begitu pelan."Jangan pernah sembunyikan air matamu dariku," bisiknya, suaranya serak. "Aku ingin melihat setiap bagian darimu—bahkan yang rapuh."Isabella nyaris terengah. Gestur kecil itu—begitu tidak Leonardo, begitu lembut—membuat dadanya sesak oleh sesuatu yang hangat dan manis.Tapi kemudian, dari balik bahu Leonardo, matanya menangkap sesuatu di dalam ruangan.Matteo.Suaminya berdiri di dekat pintu teras, gelas champagne tergantung longgar di jemarinya. Wajahnya tidak terbaca, tapi posturnya tegang—dan matanya tertuju tepat ke arah mereka.Isabella me
Last Updated : 2025-07-18 Read more