Saat Sofia hendak memutar gagang pintu, tiba-tiba terdengar suara Oma. “Sofia,” panggilnya. Sofia pun menoleh dan tersenyum kecil. “Ya, Oma,” jawabnya. “Kamu nggak mau lanjut makan?” tanya Oma sambil berjalan mendekat. “Kayaknya nggak, Oma,” sahut Sofia. Sebenarnya ia memang tidak ingin makan, tapi ada perasaan tidak enak karena harus menolak. “Pasti kamu kehilangan selera makan karena kejadian tadi,” tebak Oma. Sofia hanya tersenyum tipis. Oma mengira penyebabnya adalah pertengkaran antara Bima dan Erlangga, dan Sofia tidak merasa perlu meluruskan. “Muka kamu pucat,” ujar Oma setelah lebih memperhatikan wajahnya. “Iya, Oma… tifus Sofia lagi kambuh. Mungkin karena kecapekan,” jawabnya, mencoba meyakinkan. “Oh, begitu? Kalau gitu periksa sama Lala aja,” saran Oma. “Udah, Oma, aman kok,” Sofia kembali tersenyum. “Oh…” Oma mengangguk pelan. Ada sedikit kekecewaan di matanya, karena ia berharap Sofia akan memberi kabar tentang kemungkinan kehamilan. Tapi kalaupu
Last Updated : 2025-09-24 Read more