Sofia bingung bagaimana harus menjelaskan kejadian sebelumnya pada Bima. Dalam hatinya masih ada ketakutan—apakah Bima akan ikut menyalahkannya? Saat itu, Bima berbalik badan. Pandangannya langsung tertuju pada Sofia yang masih berdiri di ambang pintu. Sofia hanya mampu tersenyum kaku, jemarinya saling meremas gelisah. Ia benar-benar tidak tahu bagaimana harus memulai. “Mas…” suaranya lirih, “Sofia mau bilang makasih… tadi udah datang sebelum—” ucapannya terhenti. Lidahnya kelu, rasa malu membuat ia tak sanggup menjelaskan lebih jauh. Syukurlah, setidaknya ia masih belum benar-benar disentuh dalam arti yang ia takutkan. Bima tetap diam, wajahnya datar, hanya menatap lurus ke arahnya tanpa sepatah kata. “…Dan, aku minta maaf udah bikin rusuh,” akhirnya Sofia berhasil mengeluarkan suara meski terasa berat. Namun, alih-alih menjawab, Bima tiba-tiba melangkah maju dan menarik Sofia ke dalam pelukannya. Erat sekali. Sofia terkejut, matanya membelalak. Dalam dekapan itu,
Terakhir Diperbarui : 2025-08-17 Baca selengkapnya