"Sofia, kamu tidak melupakan Mamimu, kan?" tanya Bima tiba-tiba. Sofia menoleh, menatapnya penuh tanda tanya. "Kamu harus tetap semangat. Aku dapat kabar dari dokter yang menanganinya. Katanya, keadaan Mamimu mulai ada kemajuan. Hari ini, jari-jarinya bergerak," terang Bima. Sofia benar-benar bahagia mendengarnya. Ini seperti secercah harapan di tengah keputusasaan. "Benarkah?" tanyanya tak percaya. "Iya," jawab Bima yakin. "Kita pulang, hari juga sudah sore," kata Bima lagi, suaranya lembut namun sarat kekhawatiran. Sofia mengangguk, lalu kembali berbicara di depan makam ayahnya. "Pi, Sofia pamit dulu. Nanti Sofia pasti datang lagi." Ia berjalan menuju mobil, dan Bima menunggunya dengan tatapan sendu. Sepanjang perjalanan pulang, Bima beberapa kali melirik ke arah Sofia. Ada rasa bersalah dan iba yang mengendap di matanya, namun ia memilih diam, takut kata-katanya justru melukai lebih dalam. Sesampainya di rumah, Sofia membuka pintu mobil dan turun perlahan. Bima
Terakhir Diperbarui : 2025-08-09 Baca selengkapnya