"Di bawah langit yang mendung, di antara barisan anggur yang menjanjikan kehidupan, Kaelion dan Elaria menemukan kembali satu sama lain. Sebuah akhir yang telah mereka takuti, kini terasa seperti permulaan yang baru. Hujan yang turun bukan lagi air mata kesedihan, melainkan restu dari semesta."***Kaelion menarik Elaria lebih dekat, pinggangnya terbelenggu erat. Ia menunduk, bibirnya menyentuh bibir Elaria. Bukan ciuman tergesa-gesa, melainkan sebuah pernyataan yang tulus. Ia menyesapnya dengan lembut, seolah ia ingin menikmati setiap detik dari momen yang telah ia rindukan. Elaria memejamkan mata, merasakan kelembutan yang ia dambakan.Hujan mulai turun, membasahi mereka. Kaelion tidak peduli, ia hanya peduli pada Elaria. Ia memegang tengkuk Elaria, menariknya lebih dekat. Ciuman itu menjadi lebih dalam, lebih menuntut, Kaelion, yang selama ini hanya tahu ciuman formal dan dingin, kini menemukan arti dari ciuman yang sesungguhnya. Nikmat. Penuh gairah.Ia
Terakhir Diperbarui : 2025-09-10 Baca selengkapnya