"Eh?" Evan menunduk, menatap kucing hitam yang tiba-tiba melompat ke arahnya dan menggaruk-garukkan kakinya ke celana Evan. Hewan itu menatap lurus ke arahnya, matanya menyala samar tertimpa lampu jalan. "Kamu... ada apa, hah?" gumam Evan. Tapi kucing itu justru berjalan pelan ke arah gang sempit sambil menoleh ke Evan. Langkahnya ringan, ekornya tegak, seperti memanggil.Entah kenapa Evan merasa harus mengikuti. Ia menutup map di tangannya, memasukkannya ke tas, lalu melangkah perlahan di antara rumah-rumah seng yang berjejer rapat. Bau arang, sabun, dan lumpur lembab bercampur di udara. Di dinding, poster-poster lama menempel setengah sobek, bergoyang diterpa angin.Kucing itu berhenti sebentar, menoleh, lalu kembali berjalan cepat."Bentar, jangan lari," bisik Evan, mempercepat langkah. Suara sandal menyentuh air membuat cipratan kecil di genangan. Lampu bohlam menggantung rendah di depan rumah-rumah petak, bergetar pelan.Ia kehilangan jejak sejenak, lalu mendengar suara dari uju
Terakhir Diperbarui : 2025-10-25 Baca selengkapnya