Pintu rumah besar itu terbuka dengan suara keras. Barel berdiri di ambang pintu, wajahnya tegang, matanya menyapu ruangan dengan cepat. Mbak Wati yang sedang mengelap meja ruang tamu, terkejut mendengar langkah berat Barel mendekatinya."Mbak Wati," Barel memanggil tanpa basa-basi, nadanya dingin. "Kenna sudah pulang?"Mbak Wati menunduk gugup, kain lap di tangannya berhenti bergerak. "Belum, Pak Barel. Pagi ini saya datang, belum melihat beliau."Barel mengerutkan dahi. "Baiklah, terimakasih."Barel mendengus, berjalan ke arah meja makan. Tangannya mencengkeram sandaran kursi, seolah sedang menahan amarah yang siap meledak. Ia menatap Bu Wati, matanya penuh kecurigaan pada Kenna, seolah dia sendiir tidak mengaca, apa yang telah dia perbuat."Kalau dia kembali nanti, langsung kasih tahu saya," kata Barel tajam."Iya, Pak," jawab Mbak Wati dengan suara kecil, lalu cepat-cepat beranjak ke dapur, meninggalkan Barel yang masih berdiri kaku di sana.Barel mengeluarkan ponselnya, mencoba me
Terakhir Diperbarui : 2025-08-26 Baca selengkapnya