"Rupanya aku sudah tertidur di sofa ini," guman Rangga. Dia lalu meLangkah, berhenti di depan pintu kamar. Ia bersandar sebentar, menarik napas panjang.Rangga membuka pintu. Dari celah pintu yang sudah terbuka, ia bisa melihat Kenna terbaring dengan wajah pucat, sesekali menggeliat pelan seolah mencari kenyamanan dalam tidurnya.Rangga menunggu cukup lama, memastikan pernapasan Kenna teratur sebelum akhirnya memberanikan diri masuk. Pintu ia buka perlahan, hampir tanpa suara. Begitu ia melangkah masuk, suasana kamar terasa lebih sunyi, seakan menahan nafas bersamanya.Rangga duduk di kursi di sisi ranjang. Tatapannya jatuh pada wajah Kenna yang lelah. Kelopak mata perempuan itu tampak terpejam tapi tak tenang, bibirnya kering, dan tubuhnya sesekali bergetar."Aduh, Ken,..." bisik Rangga, separuh doa, separuh keluhan. Ia ragu. Tangannya terangkat, hampir menyentuh kening Kenna, tapi cepat ia urungkan. Baginya, batas itu jelas: Kenna seorang muballigh, perempuan yang selalu menjaga ke
Last Updated : 2025-09-19 Read more