LUKA HATI WANITA YANG KAU SIA-SIAKAN의 모든 챕터: 챕터 51 - 챕터 60

Mobil jeep Omar menuju kediamannya, setelah beberapa menit ia sampai di pintu pagar, Omar turun dari mobilnya dan berjalan ke pintu depan, ia membuka pintu lalu setelah terbuka Omar masuk, suasana rumah sepi, pembantu paruh waktu telah pulang, dan Dewi yang biasanya menyambut tidak ada, Omar merebahkan di sofa dan mengedarkan matanya menelusuri ruangan, berharap semua adalah mimpi dan Dewi masih menyambut kedatangannya, tapi tiba-tiba ia terfokus pada sebuah kunci almari yang tergeletak di lantai ruang tengah, perlahan Omar, bangkit dan mendekati kunci lalu meraihnya dari lantai.“Ini adalah kunci almari, kenapa ada di sini, apa ada pencuri masuk,” gumam Omar lalu bergegas masuk ke kamar dan memeriksanya almarinya, tidak ada hal mencurigakan, semuanya masih rapi, barang berharga berupa surat-surat penting masih ada juga perhiasan masih ada.“Ah…mungkin aku lupa menjatuhkan ini, “ gumam Omar.Omar menyimpan kunci kembali, lalu ke dapur untuk membuat makan malam sederhana.Sebuah ket

Luna mengangguk paham, ia juga tak berniat mempermainkan pernikahan, walau tujuan utamanya, melakukan porses bayi tabung, tapi untuk selanjutnya Omar dan Luna akan menjalankan kewajibannya sebagi pasangan suami istri.Omar dan Luna berlanjut melakukan tabur bunga di area sungai tempat dimana Dewi hilang atau tewas, polisi dan Tim SAR telah menghentikan pencarian.Rasa sedih menyelimuti Luna, kehilangan sang sahabat, yang sudah dianggap saudara sendiri, sedangkan Omar juga sedih, karena disaat-saat terakhir dengan Dewi, nyatanya hatinya telah berpaling pada Luna.Omar sesekali mencuri pandang wanita yang sedang sibuk menyuap nasi di mulutnya, entah sejak kapan hatinya mulai mengagumi Luna, yang pasti ia merasa cocok saat berbincang dengan Luna, baik masalah pekerjaan atau masalah lainnya.Sekitar satu jam mereka menyelesaikan makan siangnya, keduanya lalu beranjak meninggalkan kafe dan naik jeep menuju kantor Omara Kontruksi, lagi-lagi kebersamaan Omar dan Luna mencuri perhatian staf

Fatma menyuruh Basuki keluar dari ruangannya, seandainya pria itu bukan suaminya mungkin sudah ditutut karena pengelapan dana donator Yayasan.Malam itu, Fatma, memilih menenangkan diri dan bertemu dengan Rosa, mobil mewahnya sudah memasuki area parkir basement apartemen, dengan langkah sedang ia menuju unit apartemen. Rosa sudah menunggu kedatangan sang ibu, yang sebelumnya sudah memberitahukan akan kedatangannya.“Mah, masuklah,” ajak Rosa.“Bagaimana kabarmu, kamu betah tinggal di apartemen?”“Betah Mah,” jawab Rosa menatap wajah sang ibu yang terlihat sedih.“Ada apa ?” tanya Rosa.“Heumm… Papahmu berulah di Yayasan,” sahut datar Fatma.“Apa maksud Mamah?”“Dia mengelapkan dana,” jawab Fatma.“Lalu uang dari hasil pengelapan, untuk apa?” tanya Rosa pelan.“Itu yang aku bikin kecewa, Papahmu rajin sekali mentransfer uang dalam jumah besar pada Agnes,” jawaban Fatma membuat kesal Rosa.“Sejak aku tahu Kak Agnes bukan kakak kandungku, aku tak menyukainya, karena pasti akan mencuri k

Mobil mewah Fatma, meluncur ke jalanan, hingga berhenti di halaman rumahnya. Fatma, memberi kabar tentang kejadian di pesta syukuran Erik pada Rosa melalui ponsel.“Rosa, tadi ada kejadian yang membuat suasana pesta jadi kacau,” ujar Fatma.“Kejadian apa?” tanya Rosa diseberang ponsel.“Ada foto lembaran hasil test DNA milik Erik dan Imran, yang menyatakan mereka tidak memiliki hubungan darah,” jelas Fatma.Rosa terkejut. ”Lalu..”“Laa Imran tentu saja meragukan dan akan membuktikan kebenarannya,” jawab Fatma.“Hanya itu Mah..” Rosa penasaran tapi tidak terkejut.“Iya, apa kamu tidak terkejut?”“Heummm…aku tidak tertarik dengan berita itu.” Rosa berkata seperti itu tapi dalam hatinya iya begitu cemas.“Rosa…jika benar Erik bukan anak Imran, menurutmu anak siapa dia, apa kamu mencurigai seseorang yang mungkin dekat Agnes?”“Jika itu banar, Agnes bisa tidur dengan siapa saja Mah, jalang tetaplah jalang, sudah ya Mah , Rosa tutup dulu,” ujar Rosa ketus lalu menutup ponselnya.Sementara

Agnes dengan wajah penuh marah, ia menatap Erik, bayi tampan itu akan menghancurkan hidupnya, oleh karena itu saat ini Agnes memiliki sesuatu.Kembali ponselnya diangkat lalu menekan nama Bowo, pria yang saat ini menjadi direktur utama, WR Company.“Halo Pak Bowo, bisa kita bertemu, ada hal penting yang ingin aku bicarakan?”“Ohh…Agnes, aku memang menunggumu masuk kerja, ini sudah satu bulan kamu cuti, cepatlah mulai bekerja,” suruh Bowo.“Sebelum Aku masuk kerja, Anda harus mengetahui sesuatu, dan kita harus bertemu,” pinta Agnes.“Jangan bertele-tele, tentang apa?” ucap Bowo.“Tentang pengelapan dana operasional yang dilakukan Mas Imran,” jawab Agnes.“Bukan hanya Imran, Kamu juga terlibat. Aku sudah tahu kalian berdua melakukan pengelapan, Aku hanya menunggu bagianku,” ujar Bowo.“Lebih baik kita bicarakan hal ini secara langsung, tidak baik bicara lewat ponsel,” ucap Agnes dengan tegas dan serius.“Oke, share lokasinya siang ini kita bertemu,” suruh Bowo.“Oke,” jawab Agnes.Agnes