Dua minggu kemudian, Mey mulai lengah.Entah karena rutinitas mereka yang terasa aman, pengakuan cinta Rafael yang bikin dia merasa nggak terkalahkan, atau justru perhatian Dimas yang malah bikin dia makin butuh sentuhan Rafael.Apa pun alasannya, dia mulai ambil risiko.Kayak sekarang—jam setengah lima sore, masih di gym, tangan Rafael udah nyelusup ke bawah bra olahraga, mulutnya panas di leher Mey. Padahal gym resmi tutup jam enam.“Raf, ada orang,” Mey berbisik cepat, waktu jemarinya nemuin titik peka.“Ruang penyimpanan kosong. Semua orang di area utama,” jawabnya tanpa berhenti.“Tapi..”“Ssst.” Dia nutup bibir Mey dengan ciuman yang dalam dan tergesa. “Aku butuh kamu. Sekarang.”Ruang penyimpanan itu sempit, agak pengap, bau pembersih campur karet dari matras bekas. Nggak ada romantis-romantisnya. Tapi tatapan Rafael lapar, nempel, posesif, rasanya kayak di kamar hotel bintang lima.“Balik badan,
Terakhir Diperbarui : 2025-08-11 Baca selengkapnya