Pertemuan expat malam Kamis diadakan di rooftop bar, tengah kota, gedung tinggi berkilau. Mey datang telat lima belas menit, jantungnya udah deg-degan duluan, bahkan sempet mikir, ngapain sih aku ke sini?Begitu sampai, ternyata rame banget. Lebih besar dari yang dia bayangin, mungkin ada tiga puluh orang, dari macam-macam negara, umur, dan profesi. Suara obrolan bercampur: Inggris, Mandarin, sampai bahasa-bahasa random yang dia nggak kenal.“You must be Mey?!” suara familiar terdengar. Seorang perempuan melambai, wajahnya langsung dikenali. Sarah, si bule Australia yang sempet ketemu di tur Chinatown.Mey senyum lega. “Oh, hi! Thank you for inviting me”“Of course! Come meet everyone.”Satu jam pertama penuh basa-basi standar expat: kerjaan, nyari tempat tinggal, drama visa, sampai cerita adaptasi budaya. Nggak istimewa, tapi orang-orangnya surprisingly ramah, mereka bikin Mey nggak merasa out of place.Seorang pria Inggris empa
Last Updated : 2025-08-20 Read more