Keesokan paginya, aroma harum bubur ayam dan roti panggang memenuhi meja makan. Kirana terbangun, sedikit bingung. Saat melangkah ke ruang makan, ia menemukan Chris sudah menata sarapan dengan rapi. Pria itu bahkan masih mengenakan apron dapur, wajahnya berlumur senyum canggung. “Pagi, Sayang,” ucap Chris. “Aku mencoba masak. Entah rasanya enak atau tidak, tapi … aku ingin kau makan sehat.” Kirana tertegun, nyaris tak percaya. Chris yang biasanya jarang menyentuh dapur, kini berusaha seolah menjadi suami teladan. Dalam hati, Kirana tahu semua ini karena bayinya atau tepatnya, bayangan bayi yang tak pernah ada. Namun ia pura-pura terharu, mendekat, lalu duduk. “Aku suka, Chris. Ini manis sekali.” Chris tersenyum lega. Ia lalu duduk berhadapan, menatapnya penuh perhatian. “Mulai sekarang, aku yang akan urus semuanya. Jangan kau pikirkan apapun. Kau hanya harus fokus pada istirahat.” Kirana mengangguk, menunduk dalam-dalam. Ia tidak ingin Chris melihat senyum kemenangannya. Se
Last Updated : 2025-09-19 Read more