Share

BAB 89

Penulis: Rich Mama
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-23 22:30:07

Laura membuka mulut, menerima suapan itu. Manisnya kue berpadu dengan getir kenangan masa lalu. Ia terkekeh kecil sambil menutup mulutnya. “Astaga, aku bahkan hampir lupa dengan toko itu.”

Hening sejenak, hanya suara hewan liar yang terdengar di malam itu.

Laura menatap Max lama, hatinya bergetar. Ia sadar, semua yang selama ini ia cari ternyata ada di depan matanya sejak dulu.

Max mengangkat gelas cokelat panasnya. “Untuk kita,” katanya singkat.

Laura ikut mengangkat gelasnya, senyum tipis merekah di wajahnya. “Untuk kita.”

Mereka saling bersulang, lalu meneguk minuman hangat itu bersama.

Setelah menghabiskan cokelat itu, Laura menatap wajah Max lama-lama, lalu berkata pelan.

“Kadang aku bertanya-tanya … bagaimana jadinya kalau dulu aku tahu perasaanmu lebih dulu.”

Max terdiam. Senyum di wajahnya melemah, berganti dengan sorot penuh luka.

“Mungkin kita sudah menikah lebih awal. Mungkin sudah menjalani hidup berbeda. Tapi itu masa lalu, Laura. Aku tidak ingin menyesalinya lagi. Aku
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terjerat Pesona Sahabat Suamiku   BAB 90

    Sore itu masih menyisakan hangatnya senja ketika Laura memandang pantulan dirinya di cermin kamar apartemen Max. Lehernya kini dihiasi kalung antik safir biru yang nenek Max berikan kemarin. Setiap kali batu itu berkilau tertimpa cahaya, hatinya kembali bergetar.Ia menoleh, Max berdiri di belakangnya dengan tangan bersedekap, mata penuh kekaguman. “Kau terlihat sempurna.”Laura tersipu, menggeleng pelan. “Hanya karena kalung ini indah.”Max mendekat, jemarinya menyusuri rambut Laura yang tergerai. “Tidak, karena orang yang memakainya lebih indah dari apa pun.”Ucapan itu membuat Laura menelan ludah. Ada sesuatu dalam tatapan Max yang membuatnya merasa aman, tapi sekaligus takut. Aman karena dicintai, takut karena ia tahu betapa besar harga yang harus ia bayar untuk kebahagiaan.Namun detik itu, ketakutan tersebut tersapu ketika Max menggenggam tangannya. “Laura, kita tidak perlu menunggu lama. Aku ingin menikahimu secepat mungkin.”Hati Laura berdebar. “Secepat itu?”“Ya.” Max mena

  • Terjerat Pesona Sahabat Suamiku   BAB 89

    Laura membuka mulut, menerima suapan itu. Manisnya kue berpadu dengan getir kenangan masa lalu. Ia terkekeh kecil sambil menutup mulutnya. “Astaga, aku bahkan hampir lupa dengan toko itu.”Hening sejenak, hanya suara hewan liar yang terdengar di malam itu. Laura menatap Max lama, hatinya bergetar. Ia sadar, semua yang selama ini ia cari ternyata ada di depan matanya sejak dulu.Max mengangkat gelas cokelat panasnya. “Untuk kita,” katanya singkat.Laura ikut mengangkat gelasnya, senyum tipis merekah di wajahnya. “Untuk kita.”Mereka saling bersulang, lalu meneguk minuman hangat itu bersama.Setelah menghabiskan cokelat itu, Laura menatap wajah Max lama-lama, lalu berkata pelan. “Kadang aku bertanya-tanya … bagaimana jadinya kalau dulu aku tahu perasaanmu lebih dulu.”Max terdiam. Senyum di wajahnya melemah, berganti dengan sorot penuh luka. “Mungkin kita sudah menikah lebih awal. Mungkin sudah menjalani hidup berbeda. Tapi itu masa lalu, Laura. Aku tidak ingin menyesalinya lagi. Aku

  • Terjerat Pesona Sahabat Suamiku   BAB 88

    Max menunduk, suaranya bergetar ketika berbisik di telinga Laura. “Karena aku bodoh. Aku kira kau akan bahagia bersama Chris. Aku salah, Laura. Aku salah besar.”Laura semakin terisak, tubuhnya seakan kehilangan tenaga, hingga akhirnya hanya bersandar lemah di pelukan Max. Tangisnya melemah menjadi isakan pelan, tapi hatinya tetap bergemuruh.“Kalau saja waktu bisa diputar,” bisik Laura, suaranya serak. “…aku akan memilihmu, Max. Aku tidak akan pernah membiarkan Chris merebutku darimu.”Max menutup mata rapat, menahan air mata yang nyaris jatuh. Ia mencium pucuk kepala Laura dengan lembut, lama sekali, seolah ingin menenangkan badai yang bergolak di hati perempuan itu.“Kau masih punya kesempatan,” katanya lirih. “Kita masih punya kesempatan. Aku tidak peduli apa yang sudah Chris lakukan. Aku hanya peduli padamu. Pada hubungan kita.”Laura mengangkat wajahnya perlahan, mata merahnya menatap dalam ke mata Max. Ada kejujuran, ada luka, ada cinta yang masih menyala di sana.Kali ini Laur

  • Terjerat Pesona Sahabat Suamiku   BAB 87

    Hari itu, bertahun-tahun lalu, Laura masih ingat jelas bagaimana ia ingin menyampaikan kabar bahagia pada Max. Ia baru saja menerima pernyataan cinta Chris, dan di dalam hatinya, ia ingin Max mendengar langsung dari dirinya. Karena ia percaya Max adalah sahabat yang akan mengerti.Namun… Max menghilang.Saat ia pergi ke rumah Max, orang tua Max mengatakan sesuatu yang membuat hatinya hancur.“Max sudah berangkat ke luar negeri. Dia akan melanjutkan pendidikannya di sana.”Laura tertegun waktu itu. Ia tidak mengerti. Max pergi tanpa berpamitan, tanpa pesan, tanpa sepatah kata pun. Hatinya yang semula berbunga karena cinta pertama yang ia terima justru retak oleh kepergian Max yang mendadak.Dan sejak hari itu, Laura menanamkan satu keyakinan. Max adalah lelaki pengecut. Max meninggalkannya tanpa alasan.Namun kini, membaca pesan-pesan itu, Laura sadar segalanya tidak seperti yang ia kira.“Chris… jadi kau yang memaksanya pergi? Kau yang membuat Max seolah-olah pengecut?”Tubuh Laura be

  • Terjerat Pesona Sahabat Suamiku   BAB 86

    Kamar nenek sederhana namun penuh kehangatan. Aroma lavender menyeruak dari lilin kecil di meja. Laura duduk di kursi sambil mendengarkan nenek bercerita tentang masa mudanya, tentang cinta pertamanya yang ternyata adalah kakek Max, dan bagaimana kalung safir biru itu pernah diselamatkan dari kebakaran oleh kakek dengan taruhan nyawa. “Kalung itu,” bisik nenek, jemarinya menyentuh liontin di leher Laura, “selalu menjadi lambang cinta yang tulus. Jagalah baik-baik, Sayang. Karena ketika kau menjaganya, berarti kau juga menjaga hati Max.” Laura terharu hingga tak mampu menjawab. Ia hanya menggenggam tangan nenek erat. Tak lama, nenek pun tertidur nyenyak dengan senyum di bibirnya. Laura menarik selimut untuk menutupi tubuh ringkih itu. Lalu, dengan langkah pelan, ia keluar kamar. “Max, kau di mana?” Rasa penasaran membawanya ke kamar Max. Berbeda dengan apartemennya yang modern, kamar di rumah nenek ini penuh dengan nuansa klasik. Ada lemari kayu tua, meja tulis dengan tinta dan p

  • Terjerat Pesona Sahabat Suamiku   BAB 85

    Sore itu, langit berwarna jingga, seakan ikut merayakan sesuatu yang tidak bisa Laura sembunyikan lagi dari hatinya. Angin semilir membawa aroma bunga dari taman kecil di pusat kota. Laura menggenggam jemari Max, perasaan hangat itu menyalurkan keberanian yang sejak tadi ia pendam.“Max .…” suaranya lembut, sedikit bergetar.Pria itu menoleh, tatapannya penuh tanya. “Hm?”Laura berhenti di bawah pohon sakura yang kelopaknya berjatuhan, lalu menatap Max dalam-dalam. “Aku sudah lelah berlari dari perasaanku sendiri. Aku sudah terlalu lama menutup hati karena takut disakiti lagi. Tapi…” ia menarik napas panjang, “…kamu yang selalu ada di saat aku hancur, yang melindungi aku, yang membuat aku merasa berarti. Aku ... mau menikah denganmu, Max.”Seolah waktu terhenti, mata Max melebar. Sejenak ia terdiam, lalu bibirnya merekah dalam senyum yang tidak pernah Laura lihat sebelumnya. Senyum yang penuh kemenangan sekaligus kelegaan. Ia meraih wajah Laura, menempelkan dahinya ke dahi perempuan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status