All Chapters of GAIRAH PAPA MERTUAKU : Chapter 81 - Chapter 90

Waktu menunjukkan pukul tujuh malam. Tessa sudah berdandan untuk pergi menemui Hisaki. Dia menghela napas lalu mengusap pipinya yang basah. Dipandanginya pantulan siluet dirinya dari cermin. Dia sungguh tak ingin menemui bajingan itu. Ini terpaksa dia lakukan."Nyonya," ucap Mia yang berdiri di belakang Tessa. Dia sangat kasihan akan nasib buruk yang menimpa wanita itu."Mia, tolong jaga William. Aku harus pergi," lirih Tessa sembari mengusap pipinya.Dengan langkah cepat ia segera meninggalkan kamar."Ya, Tuhan. Lindungi lah Nyonya Tessa ..." Mia melipat kedua telapak tangannya berdoa.Dia begitu kesal pada Hisaki yang terus-menerus mengancam Tessa. Kasihan wanita itu. Baru saja Tessa ingin bertobat atas kesalahannya di masa lalu. Namun justru kini dirinya seolah terjatuh lagi pada lubang yang sama.***Sementara itu Leo dan Alex masih berada di kantor. Keduanya sedang duduk di sofa sembari menikmati segelas red wine. Sementara Laura sudah meninggalkan kantor satu jam yang lalu.

Sore itu matahari tampak cerah. Leo sedang mengajari William berenang di kolam renang yang ada di lantai dua mansion. Kolam renang luas yang ada di bagian belakang bangunan itu kerap Leo dan Tessa gunakan setiap hari libur.William yang baru berusia dua tahun tampak sangat senang diajak swimming oleh Daddy nya. Dengan mengenakan pelampung di tubuhnya, William yang cerdas tampak mengerti dan mengikuti intruksi yang Leo katakan. Dia tertawa riang sembari menggerakkan kedua kakinya di dalam air."Astaga, kamu ini tak sabaran sekali, William. Baiklah! Daddy akan mengajarkan gerakkan renang yang baik untukmu."Leo tertawa gemas melihat tingkah lucu puteranya itu."Honey, sudah sore. Ayo ajak William naik dari kolam! Kalian sudah kelamaan di dalam kolam.Wajahnya bisa pucat sepeti Vampir nanti!" Tessa yang sudah jenuh menunggu di tepi kolam akhirnya mengingatkan Leo."Kamu dengar itu, William? Mommy tak ingin wajah mu pucat seperti Vampir. Kamu tahu apa itu Vampir?" Leo berkata sembari me

Hisaki tampak heran dengan ekspresi Laura yang seolah menolak bekerjasama dengannya untuk memisahkan Leo dan Tessa. Why? Kenapa Laura menolak? Apakah wanita itu sudah tidak lagi menginginkan Leo? Beragam pertanyaan bermunculan di kepalanya."Laura, kamu tak mau bekerjasama denganku?" tanya Hisaki setelah hening beberapa saat. Dia lantas mengusap wajahnya putus asa."Tidak, bukan begitu! Aku mau saja membantumu. Namun, apa yang harus aku lakukan untukmu, Hisaki?" Laura berkata dengan wajah panik.Sebenarnya dia mau saja bekerjasama dengan Hisaki. Apalagi untuk bersatu dengan Leo. Namun, entah kenapa bertemu langsung dengan pria Jepang ini membuat perasaannya tak karuan tiba-tiba."Benarkah? Terima kasih, Laura. Kamu tahu? Aku sangat mencintai Tessa. Aku ingin bisa hidup bersama dia selamanya. Tessa segalanya bagiku." Lagi-lagi Hisaki meraih jemari Laura. Bahkan dia mengecupnya kali ini. Wajahnya tampak sangat senang menatap wanita di sampingnya itu."Ah, iya ..." Laura semakin p

Waktu menunjukkan pukul 11 malam.Suara erangan dan desahan menyeruak seisi kamar nomor 12 di lantai 5 Hotel Felix. Dimana Hisaki sedang menggumuli tubuh polos Tessa dengan penuh gairah. Sudah hampir dua jam dirinya tak juga melepaskan Tessa. Malam ini sungguh luar biasa baginya.Tessa mencengkeram punggung kekar Hisaki yang berada di atas tubuhnya. Sepasang matanya terpejam tak menentu. Dia gelisah. Entah kapan bajingan ini akan berhenti."Kamu menyukainya, Tessa?"Tessa tak sudi menjawab pertanyaan Hisaki. Dia benci dengan wajah mesum pria itu. Kapan semuanya selesai?Ia menggigit bibir bawahnya kala Hisaki mendesak lebih dalam lagi. Ini sungguh sangat menyakitkan! Dia tak ingin berdesah sama sekali.Desahan itu hanya akan membuat Hisaki menambah durasi percintaan ini. Sementara dia harus segera pulang sebelum Leo tiba di mansion."Oh, Tessa ..."Hisaki meracau dengan kencang. Dia semakin cepat bergerak. Tessa yang sedang terlentang pasrah di bawahnya hanya bisa menahan semua itu d

Mia yang baru saja keluar dari kamar William dibuat sangat terkejut saat melihat Leo yang sedang menyeret Tessa dan kopernya menuju tangga. Oh, Tuhan ... apa yang sedang terjadi? Sambil menggendong William, Mia segera berjalan cepat menyusul mereka."Pergi dari rumahku!"Dengan kasar Leo melempar Tessa bersamaan dengan kopernya keluar dari pintu gerbang rumah. Dia menatap dengan mata berapi-api pada Tessa. Wanita itu bersimpuh di tanah karena terjerembab."Honey, aku mohon maafkan aku. Kita bisa bicarakan semua ini. Aku tidak berselingkuh dengan Hisaki. Percayalah padaku ..." Tessa menggelengkan kepalanya dengan air mata yang sudah bercucuran deras. Dengan gemetaran ia mendekap kedua tungkai Leo."Tak ada yang perlu dibicarakan lagi. Aku akan segera mengurus perceraian kita. Pergilah dari hidupku!" Leo meraih kedua bahu Tessa lalu mendorongnya sampai wanita itu terjengkang."Leo.."Tessa menangis sejadinya di bawah kaki Leo."Mommy ..."Suara William membuat Tessa amat terkejut.