Vania kaget sekaligus berdebar mendengar saran mertuanya. "Maaf, Ma. Saya belum bisa memutuskan. Nanti saya ngobrol dulu sama Mas Erlangga," jawab Vania sangat hati-hati. Jangan sampai menyinggung niat baik mereka. Namun untuk tinggal di sana, Vania yang harus siap mental. Bukan karena mereka jahat, tapi ada alasan lain yang ia pikirkan. "Oke, pertimbangkan dengan Erlangga, ya," jawab Bu Ambar. "Ya, Ma." Satu jam kemudian, Bu Ambar mengajak Alina pamitan. Supaya Vania segera bisa istirahat. Namun setelah mertuanya pergi pun, Vania masih belum bisa tidur karena memikirkan sang mama. Semua sudah tahu, tinggal mamanya yang belum. Serapat apapun dia menyembunyikan rahasia itu, pada akhirnya sang mama pasti tahu. Lelaki yang dianggapnya paling sempurna, ternyata pernah menorehkan luka paling kejam pada hidup seorang gadis. Vania menoleh sekilas pada ponselnya di atas nakas. Suaminya kembali menelepon, tapi sengaja di abaikan. Entah ini panggilan yang keberapa kali. Ia masih kecew
Last Updated : 2025-09-01 Read more