Home / Romansa / DENDAM LUKA LAMA / 137. Ketegangan 1

Share

137. Ketegangan 1

last update Last Updated: 2025-09-02 14:25:45

DENDAM

- Ketegangan

Bu Endah terbelalak dan terpaku di tempat. Dadanya berdegup hebat dan matanya membulat melihat putrinya datang dengan sosok yang tidak terduga.

Baru beberapa jam yang lalu, ia membahasnya dengan sang suami tentang Sagara. Sekarang pria itu muncul di hadapannya bersama anak mereka. Tubuh Bu Endah sampai gemetar. Dia masih ingat tentang perkiraannya, kalau Vania mustahil kembali bersama dengan Sagara. Tapi apa yang sekarang terjadi di hadapannya?

"Ma." Vania melangkah mendekat, menunduk dan mencium tangan mamanya. Erlangga ikut mengulurkan tangan untuk memberi salam. Tapi ditolak mentah-mentah oleh Bu Endah.

"Kenapa kamu pulang bersamanya, Van?" tanya Bu Endah dengan suara bergetar dan menatap tajam putrinya. Bahkan tubuhnya terasa gemetar.

"Ma, nanti kami jelaskan." Vania mengajak mereka untuk duduk. Sebab dia pun lemas kalau berdiri terus. "Sebenarnya aku dan Mas Sagara sudah kembali bersama dalam beberapa bulan ini."

"Apa kamu bilang?" Bu Endah terbeliak kaget
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Yanyan
kuatkan Bu Endah ..biar cepat beres smua masalahnya
goodnovel comment avatar
Bunda Ernii
jangan mingkem ae pak Setya, ngomong dong klo awal mula perkara ini karena keegoisanmu sebagai pria..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • DENDAM LUKA LAMA   139. Ketegangan 3

    "Vania, kamu nggak serius, kan?""Vania serius, Bu. Dia memang mengandung." Erlangga yang menjawab.Seketika pecah tangis Bu Endah. Pak Setya merangkulnya erat. Dia tidak menyangka putrinya akan kembali pada Sagara. Begitu optimisnya saat dia bicara dengan suaminya. Vania tidak mungkin akan memberikan kesempatan pada pria yang sudah melukainya."Maafkan aku, Ma." Vania merasa pedih dengan tangisan sang mama.Suasana terasa begitu tegang. Napas-napas terdengar sangat berat. Dan Bu Endah memutuskan untuk tidak melanjutkan percakapan. Untuk menghindari sesuatu yang bisa membuat ruwet keadaan, Vania bicara dengan Erlangga supaya suaminya keluar dulu dari rumah. "Aku tidak mungkin ninggalin kamu," tolak suaminya."Ini rumahku sendiri, Mas. Aku nggak akan kenapa-napa. Kasih waktu aku ngobrol sama Mama."Erlangga terdiam cukup lama. Berat. Vania bisa bilang kalau bakalan aman di rumahnya, tapi bagi Erlangga justru itu berbahaya. "Biar aku tunggu di gazebo atau di mobil kalau kamu tidak ngi

  • DENDAM LUKA LAMA   138. Ketegangan 2

    "Kasih saya kesempatan untuk membuktikan kalau saya sungguh-sungguh ingin menebus kesalahan," ucap Erlangga.Bu Endah menatapnya tajam. "Kamu pikir mudah? Kepercayaan itu sudah mati sejak hari dimana kamu menghilang. Nggak ada lagi yang bisa kamu buktikan."Wanita itu bersedekap, tatapan matanya dingin. Pak Setya diam menahan nafas, tangannya lemas di pangkuan. Ini yang membuat istrinya benar-benar heran. Suaminya tidak seperti ini. Dia selalu menjadi garda terdepan disaat ada lelaki yang datang untuk bertemu putrinya. Namun sekarang terlihat tak punya nyali."Pa, kenapa diam saja, sih?" tegur Bu Endah geram. Wanita yang pembawaannya selalu lemah lembut, kini terlihat begitu murka.Pak Setya menghela napas panjang. Lalu menatap putrinya. "Van," suaranya terdengar berat dan serak. "Katakan dengan jujur. Apa yang sebenarnya sudah terjadi?"Pertanyaan yang pura-pura, padahal Pak Setya sudah tahu semuanya. Vania dan Erlangga mengerti maksud sandiwara ini. Erlangga muak. Tapi demi Vania di

  • DENDAM LUKA LAMA   137. Ketegangan 1

    DENDAM- Ketegangan Bu Endah terbelalak dan terpaku di tempat. Dadanya berdegup hebat dan matanya membulat melihat putrinya datang dengan sosok yang tidak terduga. Baru beberapa jam yang lalu, ia membahasnya dengan sang suami tentang Sagara. Sekarang pria itu muncul di hadapannya bersama anak mereka. Tubuh Bu Endah sampai gemetar. Dia masih ingat tentang perkiraannya, kalau Vania mustahil kembali bersama dengan Sagara. Tapi apa yang sekarang terjadi di hadapannya?"Ma." Vania melangkah mendekat, menunduk dan mencium tangan mamanya. Erlangga ikut mengulurkan tangan untuk memberi salam. Tapi ditolak mentah-mentah oleh Bu Endah."Kenapa kamu pulang bersamanya, Van?" tanya Bu Endah dengan suara bergetar dan menatap tajam putrinya. Bahkan tubuhnya terasa gemetar. "Ma, nanti kami jelaskan." Vania mengajak mereka untuk duduk. Sebab dia pun lemas kalau berdiri terus. "Sebenarnya aku dan Mas Sagara sudah kembali bersama dalam beberapa bulan ini.""Apa kamu bilang?" Bu Endah terbeliak kaget

  • DENDAM LUKA LAMA   136. Mood Swing 3

    "Sudahlah, Papa nggak usah mikir yang aneh-aneh. Nanti hanya akan menambahi beban pikiran Papa saja. Percayalah, Vania nggak akan melakukan hal itu." Selesai bicara, Bu Endah bangkit dari duduknya lalu melangkah keluar. Pak Setya menghela napas panjang. Bagaimana ia akan memulai memberitahu istrinya tentang putri mereka. Kebingungan demi kebingungan menghantui. Terlebih ingat kalau Vania akan pulang ke rumah. Pak Setya menggenggam kepalanya. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia merasa tak berdaya. Selama ini ia selalu tampil berwibawa, kepala keluarga yang dihormati, pengusaha yang disegani. Tapi di balik itu semua, ia hanyalah lelaki brengsek yang menyimpan bangkai dalam hidupnya. Dan kini bau busuknya mulai menyebar. Lelaki itu baru beranjak setelah menerima telepon kalau ada pelanggan yang ingin bertemu dengannya di kantor. 🖤LS🖤 "Kamu jadi ke Blitar bersama Vania hari ini?" tanya Bu Ambar terlihat cemas. Wanita itu menemui putranya yang sedang bersiap di kamar.

  • DENDAM LUKA LAMA   135. Mood Swing 2

    Vania kaget sekaligus berdebar mendengar saran mertuanya. "Maaf, Ma. Saya belum bisa memutuskan. Nanti saya ngobrol dulu sama Mas Erlangga," jawab Vania sangat hati-hati. Jangan sampai menyinggung niat baik mereka. Namun untuk tinggal di sana, Vania yang harus siap mental. Bukan karena mereka jahat, tapi ada alasan lain yang ia pikirkan. "Oke, pertimbangkan dengan Erlangga, ya," jawab Bu Ambar. "Ya, Ma." Satu jam kemudian, Bu Ambar mengajak Alina pamitan. Supaya Vania segera bisa istirahat. Namun setelah mertuanya pergi pun, Vania masih belum bisa tidur karena memikirkan sang mama. Semua sudah tahu, tinggal mamanya yang belum. Serapat apapun dia menyembunyikan rahasia itu, pada akhirnya sang mama pasti tahu. Lelaki yang dianggapnya paling sempurna, ternyata pernah menorehkan luka paling kejam pada hidup seorang gadis. Vania menoleh sekilas pada ponselnya di atas nakas. Suaminya kembali menelepon, tapi sengaja di abaikan. Entah ini panggilan yang keberapa kali. Ia masih kecew

  • DENDAM LUKA LAMA   134. Mood Swing 1

    DENDAM- Mood Swing "Assalamu'alaikum.""Wa'alaikumsalam." Vania yang baru membuka pintu kamar lebar-lebar, kaget melihat mama mertuanya ternyata bersama Alina yang berdiri dengan kruk di ketiak."Van," suara Alina bergetar. Membuat Vania yang masih tercekat, buru-buru menghampiri kakak iparnya dan memeluknya erat, air mata mereka pecah seketika. Bu Ambar yang menyaksikan pemandangan itu pun tak kuasa menahan tangis. "Terima kasih Mama dan Mbak Alina mengunjungi saya ke sini. Mari silakan duduk. Beginilah kamar saya. Sempit, Ma," ujar Vania mempersilakan mereka duduk di karpet."Nggak usah repot-repot bikin minum, Van. Mama tadi sudah bawain sarapan. Ada buah juga. Nanti kita makan bareng-bareng," cegah Bu Ambar saat Vania hendak bangkit dari duduknya untuk membuatkan minum. Akhirnya Vania mengambilkan air mineral botol di dalam kulkas.Bu Ambar menatapnya lembut. "Erlangga tadi malam ngasih tahu Mama kalau kamu hamil."Mendengar itu Vania tersipu malu. "Iya, Ma. Saya juga baru ta

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status