Kepala Venus terasa berat saat perlahan kesadarannya kembali. Pandangannya kabur, tetapi dua orang yang wajahnya tak asing segera jelas terlihat di sampingnya. Ian duduk di tepi tempat tidur dengan wajah penuh perhatian, sementara Vivian berdiri di belakangnya dengan postur tubuh yang tidak seperti biasanya. “Sayang, akhirnya kamu sadar,” ucap Ian lembut, tangannya yang hangat mengusap lembut dahi Venus.“Kamu pingsan tadi pas buka pintu. Aku jadi khawatir banget. Takut kamu kenapa-napa, Sayang.”Venus mencoba duduk, tetapi tubuhnya masih lemas. Matanya beralih ke Vivian, yang biasanya begitu lantang dan percaya diri, kini berdiri dengan bahu menunduk, tangan gadis itu menggenggam erat di depan roknya. Venus dengan hati-hati bertanya. “Vivian … kenapa?” Vivian mengangkat wajah sejenak, matanya yang biasa dipenuhi keberanian kini dipenuhi ketakutan. “A-aku ... aku minta maaf, Kak Venus,” bisiknya, suaranya gem
Terakhir Diperbarui : 2025-08-19 Baca selengkapnya