Rayhan mendobrak ruang kuliah B3 tanpa basa-basi. Pemandangan itu menusuk hatinya, memadamkan sisa-sisa logikanya: Alesha terbaring pucat di lantai, dikelilingi oleh mahasiswa dan dosen Lia yang kebingungan dan shock. Lia, yang melihat Rayhan, hanya bisa ternganga, rahangnya turun, tidak bisa memproses pemandangan di depannya.Rayhan tidak berbicara kepada siapa pun. Ia berlutut di samping Alesha. Insting dokternya mengambil alih, namun didorong oleh keputusasaan seorang kekasih. Ia memeriksa denyut nadi dan pupil Alesha dengan sigap.“Alesha … Sayang … dengar suaraku,” bisik Rayhan, nada kasih sayangnya terlalu jelas, terlalu intim, untuk disalahpahami oleh siapa pun.Alesha, yang mulai sadar dari kegelapan, membuka matanya perlahan. Hal pertama yang ia lihat adalah wajah Rayhan, dipenuhi kekhawatiran yang tulus dan ketakutan yang mendalam.“Om Rayhan …,” bisiknya lemah, suaranya seperti embusan napas.Rayhan mengangkat tubuh Alesha, menggendongnya di lengan. Ini adalah tindakan kepe
Last Updated : 2025-12-07 Read more