Tubuh mereka menempel erat, seolah-olah mereka berusaha melebur menjadi satu entitas yang tidak bisa dipisahkan oleh Tuan Arif atau Livia. Tangan Rayhan menjelajahi punggung Alesha, mencengkeramnya erat, memastikan dia nyata, memastikan dia ada di sana. Nafas mereka berpadu cepat, panas, dan tergesa-gesa. Mereka bergerak menuju tempat tidur, langkah mereka tergesa-gesa, didorong oleh naluri purba untuk mencari pelarian dari rasa sakit.Pakaian mulai dilepas dengan tergesa-gesa. Kemeja Rayhan robek di bahu karena desakan. Gaun Alesha tersingkap, memperlihatkan kulitnya yang pucat dan rentan. Rayhan mulai mencium kulit Alesha, bergerak dengan putus asa, niatnya jelas: meleburkan semua ketakutan dan rasa sakit mereka dalam hasrat yang tak tertahankan.Namun, saat Rayhan mencondongkan tubuh, bergerak menuju eksplorasi intim, Alesha tiba-tiba mendorongnya dengan keras, sebuah penolakan fisik yang menyakitkan.“Jangan!” serunya, suaranya pecah, matanya dipenuhi kepanikan dan air mata.Rayha
Last Updated : 2025-12-13 Read more