“Tuan, apa Anda belum mau pulang?” tanya Paul hati-hati, menghampiri tuannya. Dia tampak cemas, karena di luar hujan cukup deras. Tentu dia tak bisa langsung pulang, jika tuannya masih berada di dalam kantor.Asher melonggarkan dasinya yang mengikat lehernya. “Kau pulang saja duluan. Aku masih ingin di sini.”Paul terdiam sebentar, tampak ragu. Namun, dia tak bisa membantah, karena jelas dia sangat mengenal tuannya dengan baik. Tuannya akan marah besar jika dirinya melarang.“Baiklah, Tuan. Kalau begitu saya permisi.” Paul menundukkan kepalanya, pamit undur diri dari hadapan Asher.Saat Paul sudah pergi, Asher masih duduk di kursi kebesarannya dengan sorot mata lurus ke depan, begitu dingin dan menusuk. Pria itu mengambil rokok, dan menyalakan rokok itu, mengisap kuat, mengembuskan asap ke udara.Gelegar petir terdengar cukup keras. Asher menoleh, menatap langit yang memang benar-benar gelap. Awan yang biasa dihiasi bulan bintang telah tertutupi dengan gumpalan awan gelap yang tak sam
Last Updated : 2025-11-11 Read more