Kyora menggenggam ujung seprai, merasakan bagaimana setiap inci tubuhnya bereaksi atas sentuhan Ludovic. Bukan sentuhan sembarang pria. Tapi tangan yang sejak awal memperlakukannya seperti manusia, bukan objek. Napasnya tercekat saat Ludovic menunduk, menyesap lekuk lehernya dengan penuh penghayatan. Hangat, lembut, namun menyisakan bara yang menjalar hingga ke ujung tulang punggungnya. Jemari Ludovic menyusuri bahu, menurunkan satu-satunya pelindung yang tersisa. “Katakan, kau hanya milikku,” bisik Ludovic di antara ciumannya yang terjeda. “Aku milikmu, Ludovic. Hanya milikmu.” sahut Kyora tanpa ragu, meski suaranya bergetar. Ludovic menatapnya. Mata mereka bertemu dalam cahaya remang. Wajah Kyora yang biasanya kuat, kini berserah. Tidak lemah, tapi memberi. Dan bagi Ludovic, itu lebih dari sekadar kemenangan. Itu adalah kepercayaan mutlak. “Boleh?” tanya Ludovic, sekali lagi menunggu izin. Tak peduli tubuh Kyora sudah menundanya terlalu lama. Baginya, satu kata ‘ya’ dari b
Terakhir Diperbarui : 2025-07-25 Baca selengkapnya