Share

12. Katakan Kau Milikku

Penulis: DF Handayani
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-25 10:39:59

"A-aku?" Kyora terbata, gugup bercampur tegang dan takut.

"Hm," bisiknya. "Sebagai menu makan malamku." Suara Ludovic rendah dan berat, hidungnya menyusuri pipi Kyora lembut, tapi tidak mengecupnya.

Ia hanya diam, menatapnya dalam ke manik mata Kyora yang masih meninggalkan bekas sembab, seolah ingin menelan seluruh jiwa gadis itu melalui tatapannya.

Jari-jarinya berhenti di sisi leher Kyora, detak jantung gadis itu terasa menggetarkan kulitnya.

Kyora tak bergerak. Ia tak menghindar. Bahkan ketika Ludovic mendekat, wajah mereka hanya terpisah oleh hela napas. Ia tidak takut. Tidak seperti sebelumnya. Ada sesuatu yang berubah. Mungkin karena kata-kata itu tadi, “Aku ingin kau jadi milikku, sepenuhnya.”

Ludovic bukan hanya sekadar menginginkannya. Ia menuntut. Tapi entah kenapa, tuntutan itu terasa seperti pelindung. Bukan jerat.

“Katakan kau milikku, Kyora Rosebelle.” bisik Ludovic lembut, bibirnya hampir menyentuh pipi Kyora.

Kyora menarik napas dalam. Rasanya seperti ada tali tak kas
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Istri Terbuang Jadi Nyonya Miliarder   15. Ajari Aku Cara Balas Dendam

    Balkon lantai atas mansion Armany menghadap langsung ke perbukitan yang tertutup kabut tipis pagi itu. Angin sejuk meniup pelan, membawa aroma kopi hitam yang mengepul dari cangkir di hadapan Ludovic.Meja bundar kecil dari marmer putih sudah tertata dengan sarapan sederhana. Croissant, buah segar, pasta keju, dan teh camomile untuk Kyora.Kyora melangkah ke balkon menuju tempat Ludovic duduk, dengan piyama hitamnya yang kini tertutup cardigan tipis. Rambutnya digerai sedikit basah, wajahnya tanpa riasan, tapi sorot mtanya tak lagi kosong. Ia lebih tenang.Ludovic menatapnya dari kursi dengan penuh kekaguman. Baginya sosok Kyora adalah malaikat kecilnya. Ia menyesap kopi tanpa suara, lalu menarik tangan Kyora dan mendudukkan di atas pangkuannya.“Masih sakit?” tanyanya santai. Tentu di kamar mandi mereka tak berbuat diam. Ludovic tak menyiakan sedetik saja tanpa menyentuh kekasihnya.Kyora mengangguk canggung dengan wajahnya yang merona merah."Tentu saja, kau sangat tak manusiawi."

  • Istri Terbuang Jadi Nyonya Miliarder   14. Pagi, Kyoraku!

    Pagi menyapa lewat sinar matahari yang menembus tirai tipis di jendela kamar. Udara dingin dari luar menembus hangatnya ruangan.Kyora membuka mata perlahan. Kelopak matanya terasa berat karena kelelahan. Semalam Ludovic benar-benar menghabiskan tubuhnya. Ia memutar kepala, dan mendapati pria itu masih tertidur di sebelahnya.Pria itu tampak damai. Dada bidangnya naik turun perlahan. Rambutnya sedikit berantakan. Lengan kirinya masih memeluk tubuh Kyora seolah menolak membiarkan gadis itu pergi bahkan dalam tidur.Kyora terdiam. Memandangi wajah Ludovic, ia bukan hanya pria kuat, dominan, dan tak tersentuh seperti yang dikenal dunia. Ada kehangatan, kelembutan yang tak pernah ia tunjukkan pada siapapun di luar sana.Namun ia merasakannya sendiri semalam. Bahkan, tidur bersamanya, berpelukan di ranjang yang sepi.Ludovic bergumam dalam tidur, lalu mengeratkan pelukannya tanpa sadar. Kyora nyaris tersenyum. Tapi senyum itu segera hilang, digantikan oleh kegelisahan kecil yang muncul dar

  • Istri Terbuang Jadi Nyonya Miliarder   13. Teriakkan Namaku Dengan Keras

    Kyora menggenggam ujung seprai, merasakan bagaimana setiap inci tubuhnya bereaksi atas sentuhan Ludovic. Bukan sentuhan sembarang pria. Tapi tangan yang sejak awal memperlakukannya seperti manusia, bukan objek. Napasnya tercekat saat Ludovic menunduk, menyesap lekuk lehernya dengan penuh penghayatan. Hangat, lembut, namun menyisakan bara yang menjalar hingga ke ujung tulang punggungnya. Jemari Ludovic menyusuri bahu, menurunkan satu-satunya pelindung yang tersisa. “Katakan, kau hanya milikku,” bisik Ludovic di antara ciumannya yang terjeda. “Aku milikmu, Ludovic. Hanya milikmu.” sahut Kyora tanpa ragu, meski suaranya bergetar. Ludovic menatapnya. Mata mereka bertemu dalam cahaya remang. Wajah Kyora yang biasanya kuat, kini berserah. Tidak lemah, tapi memberi. Dan bagi Ludovic, itu lebih dari sekadar kemenangan. Itu adalah kepercayaan mutlak. “Boleh?” tanya Ludovic, sekali lagi menunggu izin. Tak peduli tubuh Kyora sudah menundanya terlalu lama. Baginya, satu kata ‘ya’ dari b

  • Istri Terbuang Jadi Nyonya Miliarder   12. Katakan Kau Milikku

    "A-aku?" Kyora terbata, gugup bercampur tegang dan takut."Hm," bisiknya. "Sebagai menu makan malamku." Suara Ludovic rendah dan berat, hidungnya menyusuri pipi Kyora lembut, tapi tidak mengecupnya.Ia hanya diam, menatapnya dalam ke manik mata Kyora yang masih meninggalkan bekas sembab, seolah ingin menelan seluruh jiwa gadis itu melalui tatapannya.Jari-jarinya berhenti di sisi leher Kyora, detak jantung gadis itu terasa menggetarkan kulitnya.Kyora tak bergerak. Ia tak menghindar. Bahkan ketika Ludovic mendekat, wajah mereka hanya terpisah oleh hela napas. Ia tidak takut. Tidak seperti sebelumnya. Ada sesuatu yang berubah. Mungkin karena kata-kata itu tadi, “Aku ingin kau jadi milikku, sepenuhnya.”Ludovic bukan hanya sekadar menginginkannya. Ia menuntut. Tapi entah kenapa, tuntutan itu terasa seperti pelindung. Bukan jerat.“Katakan kau milikku, Kyora Rosebelle.” bisik Ludovic lembut, bibirnya hampir menyentuh pipi Kyora.Kyora menarik napas dalam. Rasanya seperti ada tali tak kas

  • Istri Terbuang Jadi Nyonya Miliarder   11. Menagih Hadiah Darimu

    Sesampainya di mansion, Ludovic langsung menaiki anak tangga marmer dengan langkah panjang. Ia tidak menyapa siapa pun. Hanya satu hal di benaknya, memastikan Kyora baik-baik saja. Memandang matanya, menyentuh tangannya dan memeluk tubuh ringkih itu.Pintu kamar terbuka dengan satu dorongan pelan.Kyora berdiri di dekat jendela, tubuhnya dibalut piyama satin hitam selutut. Rambutnya terurai, wajahnya menatap kosong ke luar sana.Ludovic mengernyit. Ia memperhatikan ketegangan di garis bahu gadis itu, gerakan bibirnya yang nyaris tak bergerak, dan sorot matanya yang gelisah. Tapi, bukan untuknya."Kyora." panggil Ludovic datar namun dalam.Kyora tersentak. Ia membalikkan badan cepat, seolah baru tersadar bahwa pria itu sudah berdiri di sana."Tu..." Ia menelan suaranya kembali, karena takut salah memanggil dan mendapatkan hukuman lagi. Ia belum bisa menyebut nama Ludovic secara langsung.Mata Kyora langsung tertuju pada pakaian yang dikenakan Ludovic bersih tanpa bercak. Artinya benar,

  • Istri Terbuang Jadi Nyonya Miliarder   10. Baru Pemanasan

    Ludovic melumat bibir Kyora dengan kelembutan, bertolak belakang dari atmosfer liar dan menjijikkan yang sedang berlangsung hanya beberapa meter dari mereka. Ludovic menciumnya bukan untuk menggoda. Tapi untuk menenangkan badai dalam dada Kyora. Sentuhannya di bibir itu seperti pelindung terakhir yang bisa ia lakukan. Seolah ia ingin menutup mata dan telinga gadis itu dari dunia yang begitu kejam, setidaknya sampai malam ini berlalu. Di balik peti, suara desahan dan cengkeraman penuh nafsu terus memenuhi udara. Tapi Kyora tak lagi mendengar semuanya. Tidak setelah Ludovic membungkam ketakutan dan kemuakan itu dengan satu kecupan yang membuat waktu seolah berhenti. Tangan Kyora gemetar di dadanya. Ia tak membalas ciuman itu. Tapi juga tidak menolaknya. Ada luka dalam yang tengah dirawat, bukan dengan kata-kata, tapi dengan kedekatan dan perlakuan yang anehnya terasa begitu menenangkan. Ludovic menarik napas panjang, lalu mengusap air mata yang mengalir turun di wajah Kyora. Ia mena

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status