“Obat tidak akan membunuhmu dalam satu tetes. Jika ini… obat,” balas Zhenrui datar. “Kalau kau menggigil bahkan sebelum titiknya menyentuh lidahmu, itu pun jawaban.”Pelayan itu menatap mangkuk, menatap tangan sendiri yang bergetar, lalu menatap lantai, seolah berharap bisa lenyap. Dua pelayan lain di sisinya menggigit bibir, satu mengalihkan pandang ke sudut.“Cicipi!” ulang Zhenrui lebih pelan, lebih kejam karena tanpa amarah.Pelayan muda itu melangkah setengah, kakinya goyah. Ia mengangkat mangkuk dengan dua tangan, dan di saat itu juga, dari bawah lengan jubahnya tergelincir sepotong kertas minyak kecil, terjatuh begitu saja ke lantai. Kertas itu terbuka separuh, memperlihatkan bubuk halus berwarna aneh yang membentuk garis tipis.Ruangan membeku.Satu pengawal bergerak seperti bayangan, menapak maju, menginjak kertas itu dengan ujung sepatu agar tak diambil kembali. Tabib Liang menahan napas.Wajah pelayan muda itu hancur. Ia memejam, kemudian membuka mata, basah. Mangkuk di tan
Last Updated : 2025-09-16 Read more