Aula utama sudah padat. Musik latar mengalun pelan, kilau lampu gantung memecah riuh rendah suara para tamu.Zhenrui berjalan menyusuri karpet, menyapa singkat para bangsawan dan pejabat. Sekadar anggukan, sebaris kalimat, lalu bergeser. Tatapannya dingin dan teliti. Setiap kali melewati kelompok gadis, ia berhenti sepersekian detik, menatap wajah satu per satu. Bukan untuk memuji, tapi menilai.Beberapa gadis yang berani menyapa langsung kaku. Senyum mereka goyah, seolah sedetik tadi baru saja melewati ujian lisan tak tertulis.Di balik pilar, juru kamera menurunkan lensa, berbisik, “Seram juga kalau ditatap begitu.” Rekannya hanya mengangguk. Aura raja muda hari ini bukan untuk hiburan.Di sisi lain aula, Lin Qianyi berdiri di samping Yuze. Senyumnya manis, sudut tubuhnya menyesuaikan tiap kamera yang mengarah. Tapi matanya sibuk mencari celah.‘Aku harus bertemu Raja Muda.’Seorang pejabat menghampiri Yuze, mengajak bicara. Qianyi mengangkat ponsel, menaruh di telinga, ekspresinya
Last Updated : 2025-09-25 Read more