All Chapters of Terperangkap Cinta Tuan Muda Dingin : Chapter 21 - Chapter 30

Membuang napas panjang, Helena memejamkan mata sesaat. Ia tidak percaya dengan sikap kekanakan Reygan. Seluruh penduduk kota mengetahui bahwa pria yang baru saja di rumahnya adalah pria dingin yang tidak mudah disentuh dengan mudah.“Aku harus kembali.” Helena segera ke kamar, membersihkan diri dan kembali ke rumah yang dirinya dan Topan beli bersama.Di perjalanan pulang, ia terus memikirkan cara untuk lepas dari Topan tanpa kehilangan sedikit pun harta ayahnya. Sejauh ini, ia tahu bagaimana Topan dengan cerdik menghisap darah ayahnya sedikit demi sedikit.“Ini semua adalah kesalahanku, bagaimanapun caranya, aku harus berpisah dengan Topan dengan keinginannya sendiri.”__________________“Topan, kau di mana?” Helena masuk ke dalam rumah dengan wajah merah, membayangkan nasib orang-orang yang pernah ditolongnya menderita.Ia mendesah pelan, melirik pada seseorang yang datang dengan senyum yang lebar. Topan bertepuk tangan, melangkah cepat menyambut istrinya yang semakin cantik,“Helen

Reygan membawa langkah perlahan ke arah sumber suara, matanya tertuju pada punggung mulus yang ditutupi dengan setengah rambut coklat yang panjang. Ia tersenyum ketika neneknya memanggilnya gerakan tangan. Langkahnya dipercepat karena rasa penasaran yang tidak tertahan.Ia berdiri di sebelah wanita yang masih duduk dengan nyaman di hadapan neneknya. Tanpa diketahui oleh neneknya, jantungnya tengah berdebar kencang.“Akhirnya kau datang. Dudukah!” Namun sebelum Reygan meletakkan bokongnya, ia menoleh ke arah bangku yang diduduki oleh wanita cantik di hadapan neneknya. Tubuhnya seketika mendadak lemas, ketika wanita yang bersama neneknya bukanlah Helena.“Dia adalah Clara,” jelas Nyonya Sari memperkenalkan wanita yang lantas tersenyum ketika namanya disebutkan.“Tuan, ReygAn senang bertemu dengan Anda.” Wanita cantik dengan bibir merah muda itu mengulurkan tangan, menunggu Reygan menyambut dan setuju dengan rencana nyonya Sari. Tetapi, hingga tangannya terasa keram, Reygan tak kunjung

“Pak!” Fandy mendesah ketika Reygan dengan terburu melangkah ke luar. Melewati Pratama yang juga hendak meninggalkan kafe.“Ada apa denganmu, Pak. Kau tahu jika ini salah karena nona Helena masih milik orang lain.” Fandy merasa menyesal karena sudah memberi tahu apa yang dilihatnya. Akan tetapi, di dalam hati kecilnya, ia pun sama penasaran dengan tanda merah di lengan Helena.Ia melangkah meninggalkan tempat mengikuti Reygan yang sudah menunggu di dalam mobil dengan wajah khawatir.“Cepat ke apartemen Helena.” Reygan mengatakan itu setelah Fandy masuk ke dalam mobil dan sudah menyalakan mesin.“Baik Pak.” Tanpa menolak, pria yang sudah lama menjadi kaki tangan Reygan itu membawa mobil ke arah berlawanan, ia pun ingin tidak ingin ada hal buruk terjadi pada Helena.Sepanjang jalan, Reygan tidak henti memikirkan Helena, beberapa hari tidak bertemu membuatnya semakin penasaran. Ia sadar, jika yang dilakukan bukanlah hal baik, mengingat bahwa Helena masih milik pria lain.Begitupun dengan

Di kediaman Dewi, wanita yang sudah membesarkan Topan itu melempar ponselnya setelah melihat postingan Hani yang memancing banyak perdebatan di sosial media. Ia menarik napas panjang, kemudian merah kembali ponselnya yang tadi dilempar.“Nyonya, ponsel Anda.” Asisten rumah tangga Dewi menyerahkan dengan hati-hati ponsel yang tadi hampir mengenai dirinya.“Aku tidak tahu, dosa apa yang sudah aku lakukan sampai memiliki anak seperti Topan,” katanya meremas ponselnya, ia menekan nomor Topan mencoba menghubungi anaknya, tetapi tidak ada respon sama sekali.“Mungkin tun Topan sedang bersama nona Helena,” beritahunya untuk menenangkan.Namun Dewi tidak bisa tenang, ia terus mencoba menelepon Topan dan meminta penjelasan. Akan tetapi, seperti sebelumnya, Topan tidak memperhatikan ponselnya yang sudah mendapatkan banyak notifikasi dari ibunya.“Wanita itu. Dia harus menggugurkan kandungannya.” Dewi berdiri, berjalan cepat ke dalam kamar untuk bersiap menemui Hani. Ia tidak akan biarkan siapa

“Ibu kembalilah, aku yang akan menjaga Topan untukmu.” Helena mengusap tangan mertuanya dan memintanya segera kembali. Dewi menatap Topan yang mengangguk pelan ke arahnya segera menjawab, “Ibu akan kembali besok menggantikanmu,” kata Dewi seraya mengusap tangan putranya. Entah bagaimana hingga Topan mendapatkan banyak luka di tubuhnya, bahkan dengan lantang putranya tidak ingin melaporkan pelaku.“Pertimbangkan baik-baik. Laporkan mereka pada pihak dan berwajib, kau hanya perlu memberikan ciri-ciri, biarkan mereka yang menyelidiki,” saran Dewi cemas, ia tidak memiliki musuh dengan siapa pun hingga Topan mendapatkan musibah.“Ibu, aku tidak apa-apa,” tolaknya, “lebih baik pulang dan istirahat. Di sini ada istriku yang menemani.” Topan memegang tangan Helena yang langsung di tepis di hadapan sang ibu.Tidak ingin ibunya curiga, Topan kembali meraih tangan Helena dan menepuknya pelan. “Jangan marah lagi Sayang. Jika kau juga ingin melaporkan ini pada pihak berwajib, aku akan lakukan.Di