Reina masih berdiri di ambang pintu, tas bekal tergenggam erat di tangannya. Matanya tidak berkedip, menyaksikan pemandangan yang membuat dadanya berdegup tak beraturan. Abian menenangkan Cindy dengan lembut, menunduk pelan, lalu menempelkan bibirnya ke kening wanita itu.Hati Reina mencelos. Rasa perih itu menyayat, namun di balik rasa sakit itu ada sesuatu yang lain. Sesuatu yang membuatnya tersenyum tipis, nakal, dan sedikit menantang. Di matanya, ciuman itu adalah jawaban Abian atau setidaknya ia ingin menafsirkannya begitu.Reina menelan ludah, membiarkan senyum kecilnya terbentuk. Ia menatap Abian sekilas, lalu dengan langkah mantap dan tenang, meletakkan tas makan siangnya di meja. Setiap langkah Reina penuh percaya diri dan sedikit provokatif. Tidak ada keraguan, tidak ada getir yang tersisa untuk terlihat lemah.“Makan siangnya aku letakkan di sini. Anggap saja bayaran untuk semalam, terima kasih ya,” ucapnya dengan suara lembut, ta
 Terakhir Diperbarui : 2025-09-08
Terakhir Diperbarui : 2025-09-08