Sendok di tangan Abian beradu pelan dengan piring porselen, suaranya nyaris tenggelam di tengah tawa lembut Bu Kasih dan bisik mesra Raka. Namun di telinga Reina, denting itu terdengar jauh lebih keras, seolah memberi peringatan samar. Ia menegakkan punggung, mencoba bersikap santai, meski tatapan tajam dari sisi kirinya membuat bulu kuduknya berdiri.“Tambah lagi, Sayang?” Raka sudah setengah berdiri, menyendokkan kuah soto ke mangkuk Reina tanpa diminta. Gerakannya penuh perhatian, bahkan ia dengan sengaja meniup sesendok kuah sebelum menyuapkannya lagi.Reina terkikik kecil, membiarkan dirinya diperlakukan bak putri manja. Ia sengaja melirik sekilas ke arah Abian, ingin melihat bagaimana ekspresi pria itu. Yah, ia mendapati rahang Abian mengeras, urat halus di lehernya tampak menegang.“Enak, ‘kan?” Raka tersenyum penuh kemenangan, seolah memberi sinyal bahwa ia mampu membuat Reina bahagia.Reina menutup mulut dengan tangan,
 Last Updated : 2025-09-11
Last Updated : 2025-09-11