"Em ... i-itu, Pah." Dengan gelagapan, wajah gadis berambut ikal sepunggung itu tampak gugup. Ia bingung mau menjawab apa? "Itu, apa, Tasya? Apa ada yang kamu sembunyikan dari Papah?" Mahendra mulai mencercanya. "Duh, bagaimana ini? Aku harus jawab apa?" Seraya meremas ujung baju, batin Natasya jadi ketar-ketir, takut ketahuan. "Dasar brengsek! Pasti Syaqilla ngadu macam-macam sama Al. Awas saja nanti, Syaqilla! Akan ku buat kau menyesal karena telah berani melawanku!" "Tasya, kenapa diam?" "Em, itu tadi, a-anu, Pah! Maksudnya Al--" Baru saja Natasya akan berkilah. Tiba-tiba saja Laura datang menghampiri keduanya. "Papah, Tasya! Ngapain kalian di sini? Udah, ayo kita pulang sekarang! Si Syaqilla sudah diperbolehkan untuk pulang sama dokter." Ucapan Laura langsung membuyarkan ketegangan di antara mereka. Reflek ayah dan anak itu menoleh bersamaan ke arah Laura. Dan mereka melihat, kalau wanita paruh baya itu kini tengah memapah Syaqilla, untuk berjalan keluar dari rumah sa
Huling Na-update : 2025-09-12 Magbasa pa