Daisha masih sulit diajak ngobrol, sepertinya ngambek. Mungkin gara-gara kecup pipi sore tadi? Padahal beberapa saat sebelum keluarga datang, Garda merasakan adanya hal-hal manis yang terasa kembali. "Mau sate, nggak?" Garda sedang berusaha merayu kemurahan hati Daisha. Atau ini pengaruh hormon, ya? Kadang terasa gampang, kadang juga susah. Tentu, untuk Garda dekati. "Oh, ya, beli nasi Jamblangnya mau kapan, Dek?" "Dek?" Barulah saat itu Daisha menyahut. Tatapannya agak meruncing. Garda senyum. "Iya. Kan, umur kamu di bawah Kakak. Eh, tapi jadi berasa adik-kakak beneran, ya?" Daisha beranjak. Dia tadi sedang merapikan meja bar. Menolak bantuan Garda. Lagi pula Garda sudah cuci piring. Padahal waktu di rumah pengantin baru, selain tidak mau membantu pekerjaan rumah tangga, Garda juga tidak mengizinkan ada ART. Di sini, Garda melihat Daisha masuk kamar. Pintunya terdengar dikunci. Sementara, Daisha bersandar di pintu itu. Perasaannya mulai sulit dia mengerti. Mula
Last Updated : 2025-09-02 Read more