"Ada kecelakaan tadi di tol." Informasi itu membuat Daisha secara refleks menatap Garda, meneliti apakah ada yang luka atau— "Bukan Kakak, Ais. Orang lain yang kecelakaan," tambah Garda, seolah tahu apa isi kepala putri Papa Genta. Seketika membuat narasi Daisha terpangkas, dia pun mengalihkan lagi sorot matanya ke hal lain. Mama Gea mengambilkan piring. "Innalillahi ... pantes lama. Katanya, kan, mau dateng pagi biar nasi Jamblangnya bisa buat sarapan." "Sebenernya pas nyampe sana, ternyata susah juga menyesuaikan waktunya, Ma. Nasi Jamblangnya ini baru dibikin pas subuh. Maaf, Garda lupa ngonfirmasi keterlambatan." "Ya, gak pa-pa, sih, kalo Mama. Tapi yang kamu janjiin itu Daisha, kan, pasti?" Mama Gea membawa air minumnya juga. Daisha disuruh duduk diam saja soalnya, alasan mama mertua selalu soal kandungan. Padahal kalau cuma ambil piring dan gelas, Daisha masih mampu. Itu juga, kan, tidak berbahaya. Namun, dia manut saja. Soalnya, Mama Gea kekeh. Lalu Papa Khalil menyur
Last Updated : 2025-09-08 Read more