Rian mengamatinya, tatapannya seolah baru pertama kali bertemu.Raisa berkata, "Kalau mau ngomong, ngomong saja.""Kau sengaja ya, Raisa," kata Rian dengan nada sinis, "Kau beneran berhasil pamer sekarang!"Dia berkata dengan suara dalam dan penuh tekanan, "Kenapa kau nggak pernah kasih tahu?""Aku kan sudah bilang, tapi kau yang nggak percaya. Kau saja malah mau buang uang minta bantuan Siska. Aku juga nggak sangka kalau kau bisa sebodoh itu."Rian menjawab, "Kau...""Apa? Masih nggak mau ngaku?" Ekspresi Raisa tiba-tiba berubah tegas. "Siska bilang kita sedang terpuruk, hidup kayak sampah. Aku lihat ekspresimu tadi, kau percaya dia kan?"Rian hendak membalas, tetapi kata-katanya terpotong.Seperti yang dikatakan Raisa, dia memang sempat berpikir kalau ucapan Siska benar.Tetapi, sekarang dia menyesalinya dan malu dengan pikirannya sendiri!Bagaimana mungkin dia kehilangan semangatnya semudah itu?Rian mengepalkan tinjunya!Untuk pertama kalinya, dia mengakui bahwa dia masih terlalu m
Read more