All Chapters of Tak Ada Kata Maaf Untuk Mantan Suami: Chapter 161 - Chapter 170

"Kau yakin nggak tahu kenapa Rian nggak menyukaimu?"Rey menggeleng dan berkata, "Kau harus tanya dia sendiri."Rey adalah pria yang cerdas, dan sebagai sesama laki-laki, bagaimana mungkin dia tidak tahu?Si kecil Rian itu sangat waspada terhadapnya seperti serigala, hanya karena dia tidak ingin Rey terus-menerus mengincar kakaknya.Rey merasa sedikit menyesal, dia tidak menyangka kalau Rian menyadari perasaannya.Tentu saja, dia tidak akan mengakuinya.Lagipula, Raisa adalah istrinya Kevin, dan sebagai teman baik Kevin, tidak wajar baginya untuk jatuh cinta pada istri sahabatnya. Selama dia tidak mengakuinya, maka itu tidak akan jadi masalah.Jadi, justru karena Rian tidak menyukainya, Rey siap berinvestasi untuk menyenangkan Rian. Dengan kata lain, dia ingin mengambil hati calon adik iparnya.Yang mengejutkan Rey, kepribadian Rian bagaikan banteng.Membuat segalanya jauh lebih sulit.Raisa berkata, "Aku pasti akan tanya langsung ke dia nanti, tapi untuk urusan investasi, nggak perlu

"Jadi, minatku untuk berinvestasi di perusahaan adikmu adalah keinginan pribadiku, dan nggak ada hubungannya dengan apakah Kevin temanku atau bukan.""Apa kau mengerti maksudku?"Rey benar-benar fasih. Argumennya beralasan, dan Raisa tidak menemukan satu pun kekurangan.Namun, perasaan yang mengganggu di lubuk hatinya tetap tak terjelaskan."Nggak ngerti?" tanya Rey."Aku cuma nggak tahu bagaimana caranya menjelaskan padamu."Mata Rey menyipit, lalu berkata, "Atau apa maksudmu, kau sedang mencoba menghubungkan tindakanku ini sama Kevin? Misalnya, kalau aku memang sengaja membuatnya kesal?"Raisa menjawab, "Bukan begitu."Bahkan jika Rey menentang Kevin sekalipun, dia tetap butuh alasan.Orang tidak melakukan hal-hal yang tidak dipahami orang lain tanpa alasan.Lagipula, mengingat hubungan Rey dengan Kevin, jika dia benar-benar marah, beberapa pukulan akan lebih memuaskan daripada berbelit-belit begini.Memikirkan hal itu, pikiran aneh Raisa mulai lenyap. Sebenarnya, dia juga tidak terl

"Hebat!" Suasana hati Agam yang tadinya muram langsung kembali cerah. "Kak, berapa yang bisa kau berikan? Nggak, bukan begitu, aku nggak mau semuanya. Aku cuma takut kalau minta terlalu banyak sekaligus."Raisa berkata, "Satu koma dua triliun."Hanya perlu bulatkan angkanya, Raisa tidak akan memberikan semua uang itu kepada Rian.Agam tampak tak percaya, dan berkata, "Kak, Kevin investasi enam ratus miliar ke Marco, dan aku berharap dua sampai empat ratus miliar dari Pak Lucky. Tapi, kau malah berhasil dapat satu koma dua triliun langsung. Kak, kau memang keren banget!"Setelah karyawan inti mereka dibajak oleh Marco, dia tak tahu harus apa sampai akhirnya menemui Raisa. Sebelum sempat bicara, Raisa sudah memberinya suntikan dana. Kemudian, ketika basis data perusahaan diretas, Raisa juga yang datang menyelamatkan mereka.Raisa benar-benar bisa diandalkan!Agam menahan kegembiraannya. Dia berkata, "Meskipun biaya pengembangan game kami tinggi, aku dan Rian sudah bekerja keras untuk mem

Suri yang mengurus kerjasama bisnis.Rian dan Agam terdiam.Apalagi, model bahasa pemrograman kecerdasan buatan baru berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, dan Raisa sudah mengembangkannya satu tahun yang lalu, bahkan menghubungkannya ke mesin pencari utama. Ini pasti model bahasa yang sangat sempurna.Ini memang mengesankan, tapi apa maksud Raisa mengatakan semua itu dengan santai? Apakah semua jenius memang begitu rendah hati?Dihadapkan dengan seseorang yang sangat kuat dan hebat, terlepas dari statusnya sebagai kakak, Rian dan Agam benar-benar terdiam dan terkesima.Raisa bertanya, "Kenapa? Kok diam?"Agam tiba-tiba bertanya, "Rian, kenapa kau nggak mewarisi kejeniusan Kak Raisa ya?"Rian hanya bisa menyeringai, lalu dia mengambil gelas kecil di depannya, mengisinya, lalu mengangkatnya, sambil berkata dengan serius, "Raisa, aku bersulang untukmu."Rian tampak begitu serius hingga Raisa mengira dia sedang berada di masa berkabung kematiannya."Santai saja."Raisa mengangkat

Saat pikiran itu tiba-tiba terlintas di benaknya, Kevin merasakan gelombang rasa muak yang mendalam dan tak bisa dijelaskan.Dia benci bagaimana Raisa bersusah payah memenangkan hati kakeknya, memaksanya untuk menikahinya.Raisa telah melakukan begitu banyak hal yang membuatnya tidak senang, namun Kevin malah datang ke kamarnya, dan mulai mengenangnya?Ketika Kevin menyadari apa yang dia lakukan, dia merasa benar-benar konyol.Dalam keadaan normal, dia pasti akan marah besar pada Raisa. Dia yang sudah meninggalkan rumah, jadi Raisa yang seharusnya berusaha keras untuk menyenangkannya dan membujuknya agar dia bisa kembali.Namun kini, selain Raisa enggan membujuknya, situasinya benar-benar sudah terbalik.Kemarahan yang tak terlukiskan membuncah di hati Kevin. Kemarahan ini ditujukan pada Raisa, tetapi tampaknya bukan sepenuhnya karena Raisa...Kemarahan itu juga berasal dari hilangnya kendali atas situasi saat ini, dan hilangnya kendali dirinya sendiri.Tetapi, apa gunanya jika dia keh