Raisa tidak langsung menjawab, dia ingin melihat apa yang sebenarnya Kevin rencanakan.Kevin bertanya lagi, "Kenapa aku belum pernah melihatmu mengoleksi cangkir?"Raisa mengerutkan kening. "Apa kau sedang bertanya kesukaanku?"Kevin menjawab dengan tulus, "Iya."Dada Raisa terasa seperti terhantam keras, ada perasaan perih yang menjalar, namun juga getir dan ironis.Dia selalu menantikan percakapan seperti ini dengan Kevin, dia berharap mereka bisa saling mengenal, memahami, dan menemukan hal-hal menarik tentang satu sama lain.Namun sekarang, setelah dipikir-pikir, Raisa sebenarnya akan tertarik pada topik itu, jika yang berbicara dengannya adalah seorang teman.Tetapi jika orang itu Kevin, Raisa sama sekali tidak akan tertarik.Baginya, itu hanya akan menjadi omong kosong saja. "Bukan urusanmu."Kevin menatapnya tajam, lalu berkata, "Untuk dirimu sendiri atau hadiah?"Raisa balas menatapnya, dan berkata, "Kenapa? Apa bedanya, aku beli buatku sendiri atau hadiah buat orang lain?"Ke
Baca selengkapnya