Raisa yang dulu dikenal Dina, tidak suka berdebat.Terkadang, ketika sedang kesal, dia sengaja mengusik Raisa, tetapi dia biasanya diam dan membiarkannya melampiaskan semua kekesalannya, tanpa pernah melawan atau membalas.Di mata Dina, Raisa adalah sasaran tinju yang sempurna, siap digunakan kapan saja.Namun sekarang, dia bukan hanya mencari gara-gara saja, tetapi dia benar-benar merasa kesal padanya.Tetapi, Raisa malah bertingkah seperti ini?Konyol sekali!Dulu, untuk menyenangkan kakaknya, Raisa selalu bersikap baik kepadanya, tak pernah berani membuatnya marah!Sekarang, dia sudah tak repot-repot lagi membaca situasi?Apakah dia sudah tidak menganggapnya serius?Dina langsung murka, terkejut, dan geram, "Raisa, kau bilang apa? Kenapa kau melakukan ini padaku?"Raisa menatap Dina seolah-olah melihat anak kecil yang sedang merajuk, seseorang yang tak perlu dia tanggapi.Namun, Dina bisa saja menjadi nekat dan semakin menggila, apa pun situasinya. Raisa punya pekerjaan yang harus
Read more