All Chapters of Suami Berengsek, Istrimu Kini Hamil Anak Big Boss!: Chapter 241 - Chapter 250

"Tuan."Rony tahu betapa pentingnya Nona Shanaya bagi Tuannya, tetapi dia tak bisa menahan diri untuk memberi nasihat, "Proyek Negara Meridia ini berkaitan dengan urusan kita di luar negeri…"Mario tidak menasihati apa pun, hanya melirik aplikasi pemesanan tiket, lalu dengan cepat memberikan jawaban, "Tuan, penerbangan tercepat baru ada besok siang.""Kalau begitu, ajukan rute penerbangan.""Baik."Mario segera menekan nomor telepon, mengajukan rute untuk jet pribadi.Dia tahu, walau Nona Shanaya hanya dalam sedikit masalah, tuannya pasti tidak akan memikirkan hal lain lagi.Dulu tidak bisa menjaga Nona karena ada dendam darah orang tua yang harus Tuan balas. Demi keselamatan Nona, Tuan tidak punya pilihan lain.Selain itu, jika waktu itu Tuan tidak melawan balik, setelah benar-benar ditekan oleh Nyonya Gayatri, Tuan dan Nona akan tak berdaya di tangan lawan.Akan tetapi sekarang, selama ada pilihan, Nona Shanaya selalu menjadi yang utama....Maybach hitam melaju kencang menuju rumah

Shanaya tidak tahu sedang bermimpi apa, alisnya berkerut gelisah, jarinya mencengkeram erat pegangan pintu mobil, dan bibirnya yang tertutupi rambut hitam yang halus bergumam pelan.Melihat dia mengalami mimpi buruk, Adrian tak kuasa menahan diri untuk memberinya sedikit rasa aman. Dia mendekat dan berencana meraih untuk memeluknya.Namun, begitu jarinya menyentuh bahunya, Shanaya tiba-tiba menjerit mundur dan terbangun seketika. "Kakak!"Dia secara naluriah mengucapkannya.Kakak.Shanaya bermimpi Lucien menerobos masuk ke pabrik tua itu untuk menyelamatkannya.Namun, bom meledak.Dada Shanaya terus naik turun. Matanya masih mengantuk saat melihat sekeliling dan baru menyadari bahwa dia masih berada di dalam mobil.Dan mobil itu, sudah berhenti.Namun, bukan di bawah Tower Dahlia.Adrian mendengar saat Shanaya mengalami mimpi buruk, reaksi pertamanya adalah memanggil Lucien, membuatnya makin merasa bahwa dirinya sebagai suami sungguh tidak kompeten.Dia menyentuh kepala Shanaya, lalu b

Jari Adrian yang bertumpu di punggung tangan Shanaya nyaris tak terlihat bergetar.Sesaat kemudian, seolah mendengar lelucon kelam, Adrian bahkan tersenyum tipis. "Aku tahu kamu masih marah padaku, dan butuh waktu lama untuk memaafkanku. Tapi jangan ucapkan kata-kata penuh amarah seperti itu."Jangan bilang sekarang dia tidak akan bercerai, bahkan dulu pun dia tidak pernah terpikir untuk menceraikannya.Mana mungkin sampai surat cerai pun sudah diurus.Dia punya banyak kesabaran, perlahan menenangkannya, menunggu sampai amarahnya reda.Dia tentu tidak akan menganggap kata-kata emosionalnya sebagai sungguhan, tetapi ketika melihat keseriusan di wajah mungilnya, kegelisahan di hatinya kembali merambat tanpa henti.Shanaya tidak heran dengan reaksi Adrian, juga tidak terburu-buru. Seolah tidak menyadari getaran di jarinya, dia menarik tangannya pelan dan berkata dengan lembut, "Kamu bisa memastikan pada ibumu, dia yang mengurusnya sendiri. Sertifikat cerai milikmu juga masih ada di tangan

Kalau dibilang tidak pernah curiga, mana mungkin.Saat orang tuanya meninggal, Shanaya masih terlalu kecil, baru berusia lima tahun. Tentu saja apa pun yang dikatakan orang lain, dia langsung percaya.Namun, seiring dia tumbuh dewasa, pertanyaan itu berkali-kali muncul kembali di dalam hatinya.Polisi narkoba, setelah selesai bertugas, meninggal dunia dalam kecelakaan di perjalanan pulang.Tiga faktor kunci ini jika digabungkan, bagaimana pun terdengar janggal.Namun, polisi yang bertanggung jawab menyelidiki penyebab kematian saat itu, semuanya adalah paman-paman polisi yang sangat akrab dengan Ayah dan Ibu.Di pemakaman Ayah dan Ibu, mereka juga menangis dengan tulus.Shanaya sangat percaya, mereka sudah berusaha sekuat tenaga untuk menyelidikinya.Kasus ini, entah memang benar-benar kecelakaan, atau pihak lawan memiliki cara dan kekuatan yang hebat, sehingga tidak meninggalkan jejak yang bisa mereka telusuri.Shanaya menghisap hidungnya, menengadahkan kepala menatap Adrian. "Kamu ma

Mendengar itu, Arga tampak bingung. "Anda curiga ada yang janggal dengan kematian orang tua Nyonya?""Mm."Mata Adrian tampak gelap. "Sepertinya ini sulit ditelusuri. Fokus utama kamu belakangan ini pada hal ini saja."Ya.Dia kembali menipu Shanaya.Sebelumnya, Arga hanya fokus mencari orang, sama sekali tidak pernah menelusuri sebab kematian orang tua Shanaya.Dia hanya perlu menemukan cara untuk membuat Shanaya tetap tinggal di sisinya.Namun, dia memang yakin, apa yang terjadi waktu itu bukan sekadar kecelakaan.Dia akan menuntut balas untuknya, dengan tangannya sendiri.Tiba-tiba seolah teringat sesuatu, Adrian menambahkan, "Kamu juga bisa coba selidiki Keluarga Wiraatmadja."Berdasarkan apa yang pernah didengar Bianca diam-diam di panti asuhan dulu, Nyonya Gayatri yang mengadopsi Shanaya tampaknya memiliki hubungan yang tak terputus dengan seorang bandar narkoba.Bahkan, kematian orang tua Shanaya kemungkinan juga ada kaitannya, meski sedikit, dengan Nyonya Gayatri.Memikirkan ha