Shanaya memang seorang dokter, itu benar, tetapi dia jarang memikirkan dirinya sendiri.Saat menasihati pasien, dia bisa menjelaskan semuanya dengan rinci, satu per satu, tetapi untuk urusan hidupnya sendiri? Apa pun yang manis, dingin, pedas, atau berlemak, dia makan saja sesuka hati. Terkadang perutnya tidak nyaman, tetapi bagi dia, itu hal yang wajar.Namun, Adrian tetap merasa ada yang aneh. Meski dia tak bisa menunjukkannya. "Benarkah ini hanya masalah perut?""Kalau nggak, apa lagi coba?" Shanaya menjawab santai, seolah tak ada yang perlu dikhawatirkan. "Yang pasti bukan penyakit berat. Aku sudah memeriksa sendiri denyut nadiku, jadi aku tahu kondisiku.""Syukurlah kalau begitu," Adrian menarik napas lega.Adrian masih belum bisa benar-benar menenangkan pikirannya.Setelah makan, dia merasa tidak bisa berlama-lama lagi, lalu bangkit dan meninggalkan tempat itu.Shanaya berdiri di depan pintu rumah, memanggil Yoyo, "Yoyo, ayo, kita turun main.""Guk!"Yoyo dengan lincah melompat d
Read more